By admin :strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3276211/original/085837400_1603444840-micheile-henderson-PpZasS086os-unsplash.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Durasi istirahat, terutama tidur, menjadi aspek penting dalam menjaga kesehatan lansia. Meskipun kebutuhan tidur menurun seiring bertambahnya usia, lansia tetap memerlukan tidur yang cukup untuk kesejahteraan fisik dan mental mereka.
Berdasarkan berbagai sumber, durasi tidur ideal untuk lansia berusia 65 tahun ke atas berkisar antara 7-8 jam per malam. Namun, kebutuhan tidur setiap individu dapat bervariasi tergantung pada kesehatan umum, gaya hidup, dan faktor lainnya.
Dr. dr. Ni Ketut Rai Purnami, Sp.PD, K-Ger, FINASIM dari RS Ngoerah, dalam talkshow Tetap Lincah di Usia Senja bersama Kementerian Kesehatan RI, menekankan pentingnya tidur yang berkualitas.
Ia menyatakan, “Tidur berfungsi untuk memulihkan sel-sel tubuh yang rusak dan membantu proses regenerasi jaringan yang mulai mengalami kelelahan akibat penuaan.”
Kualitas Tidur Lansia
Kualitas tidur sangat penting bagi lansia, bukan hanya kuantitasnya. Dr. Rai menegaskan, “Jangan sampai ketika kita akan memulai istirahat, kita masih pegang handphone atau menonton televisi. Itu sangat tidak disarankan karena kualitasnya akan jauh menurun.”
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur lansia meliputi:
- Kesehatan fisik: Penyakit kronis dan nyeri dapat mengganggu tidur.
- Kesehatan mental: Depresi dan kecemasan dapat menyebabkan insomnia.
- Lingkungan tidur: Suhu kamar, kebisingan, dan cahaya dapat mengganggu tidur.
Untuk meningkatkan kualitas tidur, lansia disarankan untuk:
- Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.
- Menjaga rutinitas tidur yang konsisten.
- Menghindari penggunaan gawai sebelum tidur.
Lansia Mudah Lelah? Bisa Jadi Sinyal Bahaya
Mudah lelah adalah keluhan umum di kalangan lansia, bahkan setelah aktivitas ringan. Dr. Rai menjelaskan, “Jika kelelahan disertai gejala lain seperti sesak napas atau hilang nafsu makan, ini perlu diwaspadai.”
Gejala ini bisa menandakan adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti:
- Gangguan jantung.
- Penyakit metabolik.
- Masalah pernapasan.
Oleh karena itu, penting bagi lansia dan keluarga untuk tidak mengabaikan keluhan kelelahan yang berkepanjangan. Jika kondisi ini mengganggu kualitas hidup, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Menjaga Kesehatan Mental Lansia
Kesehatan mental juga berperan penting dalam kualitas tidur lansia. Banyak lansia mengalami perasaan kehilangan jati diri setelah pensiun, yang dapat mengganggu tidur mereka. Dr. Rai mengingatkan, “Keluarga perlu menciptakan suasana yang mendukung dan penuh empati.”
Beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental lansia meliputi:
- Mendorong komunikasi yang terbuka.
- Memberi ruang bagi lansia untuk tetap aktif secara sosial.
- Membantu mereka menemukan makna baru dalam keseharian.
Dengan menjaga kesehatan mental, kualitas tidur lansia dapat meningkat, sehingga mereka merasa lebih segar dan bugar setiap hari.
Pentingnya Istirahat Siang bagi Lansia
Selain tidur malam, istirahat siang juga bermanfaat bagi lansia. Istirahat singkat selama 20-30 menit dapat meningkatkan energi dan fungsi kognitif mereka. Namun, istirahat siang yang terlalu lama bisa mengganggu tidur malam.
Beberapa tips untuk istirahat siang yang efektif bagi lansia:
- Batasi durasi istirahat siang tidak lebih dari 30 menit.
- Pastikan lingkungan nyaman dan tenang.
- Hindari konsumsi kafein sebelum tidur siang.
Dengan mengatur waktu istirahat siang, lansia dapat merasa lebih segar dan siap menjalani aktivitas di sore hari.
Menjaga Rutinitas Tidur yang Sehat
Menjaga rutinitas tidur yang sehat sangat penting bagi lansia. Dr. Rai mengingatkan, “Kita perlu tahu kapan tubuh memberikan alarm. Jangan abaikan.”
Beberapa langkah untuk menjaga rutinitas tidur yang sehat meliputi:
- Menetapkan waktu tidur dan bangun yang konsisten.
- Menghindari makanan berat sebelum tidur.
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur.
Dengan memperhatikan kebutuhan tidur dan istirahat, lansia dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.