ONLINE177 – 3 Ciri Gaya Hidup Lansia yang Jauh dari Risiko Osteoporosis

Ilustrasi ayah ibu, kakek nenek, lansia

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang lanjut usia (lansia) yang rentan mengalami pengeroposan tulang, tapi ternyata ada juga kelompok lansia yang justru memiliki risiko osteoporosis lebih rendah.

Berdasarkan data hasil pemindaian tulang (bone scan) yang dilakukan Anlene di 12 kota Indonesia periode Agustus 2024 hingga Mei 2025, hampir 75 persen lansia memiliki risiko sedang hingga tinggi alami osteoporosis.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa lansia yang tidak mengonsumsi susu dan jarang berolahraga setiap hari memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis.

Sementara itu, orang yang aktif secara fisik setiap hari hampir 2 kali lipat peluang lebih besar terhindar dari pengeroposan tulang. Lalu, konsumsi rutin kalsium menurunkan risiko osteoporosis hingga 1,8 kali lipat.

Jadi, lansia yang memiliki ciri berikut dalam gaya hidup sehari-hari memiliki risiko lebih rendah mengalami keropos tulang secara signifikan:

1. Aktif bergerak

2. Jalani pola makan bergizi seimbang

3. Rutin mengonsumsi susu

Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi konsultan, Tirza Z Tamin mengatakan kebiasaan baik tersebut memang harus dilakukan sejak usia muda hingga lanjut usia agar tulang kuat.

“Menjaga kesehatan tulang seharusnya dimulai sejak muda dan terus berlanjut hingga lansia. Konsumsi susu tinggi kalsium dan tetap aktif bergerak merupakan kombinasi kunci untuk mempertahankan kepadatan tulang dan mencegah fraktur di usia lanjut,” kata pria yang juga Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) itu dalam pernyataan tertulis. 

 


2 dari 4 halaman

Osteoporosis Kerap Tidak Terdeteksi

Osteoporosis merupakan penyakit tulang dengan gejala menurunnya kepadatan tulang secara keseluruhan karena tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral yang ada dalam tulang.

Osteoporosis disertai dengan rusaknya arsitektur tulang sehingga mengakibatkan penurunan kekuatan tulang dan pengeroposan tulang sehingga menyebabkan mudah terjadi patah tulang.

Penyakit osteoporosis juga disebut silent disease karena tidak menunjukkan gejala. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Tirza yang mengungkapkan banyak kasus osteoporosis yang tidak ketahuan. Malah baru diketahui ketika alami patah tulang.

“Osteoporosis sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang,” kata Tirza.

3 dari 4 halaman

Pemeriksaan Scan Tulang Libatkan 340 Ribu Orang

Presiden Direktur Fonterra Brands Indonesia, Yauwanan Wigneswaran mengatakan program bone scan yang diadakan Anlene telah menjangkau 340 ribu orang usia dewasa hingga lansia. Program tersebut merupakan bagian dari kontribusi nyata dalam edukasi dan pencegahan osteoporosis di Indonesia.

“Kami ingin membantu masyarakat mengenali kondisi tulangnya sejak dini, terutama karena risiko osteoporosis meningkat signifikan pada wanita dan mereka yang berusia di atas 50 tahun. Dengan pemahaman yang lebih baik, kami berharap masyarakat terdorong untuk mengambil langkah preventif demi masa tua yang sehat dan aktif,” kata Yauwanan.

Langkah preventif tersebut mulai dari menjalani gaya hidup aktif berolahraga, makan dengan gizi seimbang dan mengonsumsi susu. Dalam penelitian tahun 2018 yang dilakukan Ho-Pham LT dkk, konsumsi produk susu lebih dari sekali sehari berkaitan dengan BMD (bone mineral density) yang lebih tinggi dan risiko osteoporosis yang lebih rendah. Ini berarti manfaat minum susu bukan hanya untuk anak tapi juga penting hingga lanjut usia.

 

4 dari 4 halaman

Gejala Osteoporosis

Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan sampai puluhan tahun tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, akan timbul nyeri dan perubahan bentuk tulang.

Seseorang dengan osteoporosis biasanya akan memberikan keluhan atau gejala sebagai berikut  seperti mengutip laman Kemenkes RI:

1.      Tinggi badan berkurang

2.      Bungkuk atau bentuk tubuh berubah

3.      Patah tulang

4.      Nyeri bila ada patah tulang

Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung yang menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan hanya karena cedera yang ringan. Biasanya nyeri timbul secra tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu. 

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *