Liputan6.com, Jakarta – Delegasi tingkat tinggi dari Swedia yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan Acko Ankarberg Johansson melakukan kunjungan ke Indonesia guna mempererat kerja sama bilateral di bidang kesehatan. Kunjungan ini merupakan bagian dari Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP), yang menekankan pentingnya sistem layanan kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan.
Salah satu agenda kunjungan adalah meninjau pusat layanan kanker di Jakarta yang telah menerapkan teknologi medis canggih dan sistem layanan multidisiplin seperti MRCCC Siloam Hospitals. Delegasi Swedia juga berdiskusi langsung dengan tenaga medis terkait pendekatan klinis serta potensi kerja sama di bidang onkologi dan layanan penyakit kronis lainnya.
“Kami menyambut baik peluang untuk mempererat kerja sama dengan sektor kesehatan di Indonesia. Kunjungan ini menunjukkan bahwa terdapat banyak peluang menjanjikan di berbagai bidang,” kata Acko dalam keterangan tertulis, Jumat (30/5/2025).
Fokus pada Akses dan Inklusivitas
Peningkatan akses layanan kesehatan menjadi salah satu isu utama yang diangkat dalam pertemuan tersebut. Tantangan geografis dan ketimpangan distribusi layanan kesehatan menjadi perhatian, terutama di wilayah terpencil dan kurang terlayani.
CEO Siloam Hospitals Group Caroline Riady, menyampaikan bahwa pendekatan jangka panjang diperlukan agar layanan kesehatan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat. Menurutnya, keberadaan fasilitas kesehatan di daerah-daerah dengan populasi kecil pun harus diprioritaskan.
“Perlu ada sistem layanan yang bisa menjawab kebutuhan di kota besar maupun di daerah dengan penduduk 200.000 jiwa. Kami berupaya memperluas akses sekaligus menghadirkan layanan klinis yang kuat,” ujar Caroline.
Kerja Sama Riset dan Pelatihan
Delegasi Swedia juga menunjukkan minat terhadap kerja sama riset dan pengembangan kapasitas tenaga kesehatan. Beberapa bidang yang disorot antara lain kanker, kardiologi, dan transplantasi. Upaya kolaboratif yang direncanakan mencakup pelaksanaan uji klinis, pencatatan data kanker nasional, serta pengembangan teknologi digital untuk mendukung layanan kesehatan.
Langkah ini dinilai sejalan dengan agenda transformasi kesehatan Indonesia yang tengah mendorong digitalisasi dan pendekatan berbasis tim dalam pelayanan klinis.
Dukung Pencapaian SDGs
Kolaborasi antara Indonesia dan Swedia juga diarahkan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya dalam memperluas akses layanan kesehatan yang adil dan berkualitas.
“Kerja sama global menjadi penting untuk memperkuat kapasitas kami dalam menyediakan layanan kesehatan yang inklusif dan siap menghadapi tantangan masa depan,” kata Caroline.
Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal dari kerja sama strategis jangka panjang antara Indonesia dan Swedia dalam pengembangan sistem kesehatan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Penandatanganan Kerja Sama Indonesia-Swedia
Sebelumnya, Menkes Acko Johansson juga telah berkunjung ke RS Kanker Dharmais Jakarta pada Selasa (27/5) dengan didampingi Menkes RI Budi Gunadi Sadikin. Kunjungan tersebut menjadi langkah penting dalam memperkuat kerja sama bilateral kedua negara di bidang kesehatan, khususnya pengembangan layanan kanker.
Di samping itu, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antar-pemerintah Indonesia dan Swedia guna mempererat kerja sama di bidang Kesehatan juga telah dilakkukan pada hari yang sama. Penandatanganan dilakkan oleh Menteri Kesehatan Swedia Acko Ankarberg Johansson dan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.
Melalui MoU tersebut, kedua negara sepakat memperkuat layanan kesehatan, pengembangan Kesehatan digital, system kesehatan berkelanjutan, dan kebijakan kesehatan. Fokus utama mencakup bidang onkologi, resistensi antimikroba, pengobatan presisi, kesiapsiagaan darurat, dan pengembangan tenaga kesehatan.
Kolaborasi ini bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatic Swedia-Indonesia, menegaskan kerja sama jangka panjang yang kini berkembang melalui inovasi Kesehatan dan transformasi sistem Kesehatan.
Menurut Menkes Budi, target Indonesia saat ini adalah melakukan lompatan dalam pengembangan layanan kesehatan melalui adopsi teknologi canggih dan pembelajaran dari kepemimpinan Swedia dalam sistem kesehatan berkelanjutan.
“Kolaborasi ini akan difokuskan pada tiga hal utama, yaitu investasi di sektor kesehatan Indonesia untuk meningkatkan hasil layanan kesehatan melalui kemitraan bermakna, perluasan peluang belajar bersama Karolinska Institutet untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, termasuk perawat dan bidan, serta mendukung transfer teknologi dan berbagi pengetahuan, khususnya terkait keahlian Indonesia dalam pengelolaan penyakit tropis,” ujar Menkes Budi.
Sementara itu Menkes Swedia Acko Ankarberg mengatakan, kolaborasi bukan hanya soal diplimasi, melainkan komitmen Bersama terhadap layanan kesehatan yang adil berbasis data dan berpusat pada pasien.