Liputan6.com, Jakarta – Di tengah tekanan hidup yang semakin kompleks, tak sedikit orang yang justru menemukan pelarian dari stres bukan pada pasangan, melainkan pada hewan peliharaan mereka. Temuan menarik ini diungkap dalam survei global terhadap 30.000 pemilik hewan peliharaan, yang menunjukkan bahwa mayoritas orang lebih memilih menghabiskan waktu bersama anabul—anjing, kucing, atau hewan peliharaan lainnya—saat dilanda stres.
Sebanyak 65 persen responden menyatakan lebih nyaman bersama hewan peliharaan saat stres, jauh melampaui pilihan pasangan (37 persen), keluarga (24 persen), anak-anak (22 persen), bahkan teman (21 persen).
Fenomena ini bukan tanpa alasan. Sebanyak 59 persen responden mengaku bahwa hewan peliharaan mereka mampu menemani tanpa perlu banyak bicara, menciptakan kehadiran yang menenangkan di tengah kekacauan emosi. Bahkan, hampir seperempat dari mereka merasa bisa mencurahkan isi hati kepada anabul tanpa takut dihakimi atau harus mendapat respons.
Menurut Dr. Tammie King, pakar interaksi manusia-hewan dan peneliti senior di Waltham Petcare Science Institute, manusia kerap kali tidak menyadari seberapa besar efek hubungan manusia dan hewan peliharaan.
“Meskipun kita mencintai hewan peliharaan kita, kita sering tidak menyadari betapa besar mereka memberi kembali. Membingkai ulang ‘gangguan’ harian hewan peliharaan Anda sebagai pengingat penuh kasih sayang untuk berhenti sejenak, bernapas, dan hadir dapat menjadi alat kesehatan yang ampuh.”
Interaksi sederhana dengan anabul seperti membelai anjing atau memeluk kucing, lanjutnya, terbukti mampu meningkatkan kadar oksitosin—hormon yang berperan penting dalam menciptakan rasa nyaman dan koneksi sosial.
Sahabat Setia yang Mengingatkan untuk Istirahat
Tak hanya sebagai peredam stres, kehadiran hewan peliharaan juga mendorong kebiasaan hidup yang lebih seimbang. Survei yang dilakukan oleh perusahaan makanan hewan Mars bersama aplikasi kesehatan mental Calm ini menemukan bahwa 78 persen pemilik hewan merasa diingatkan untuk beristirahat dari pekerjaan dan rutinitas karena kehadiran anabul mereka.
Sebanyak 77 persen lainnya mengatakan hewan peliharaan membantu mereka menjauh dari layar gadget, memaksa mereka untuk sejenak “bernapas” dari hiruk-pikuk digital. Mulai dari mengajak anjing jalan-jalan hingga pelukan spontan dari kucing kesayangan, momen-momen kecil ini ternyata punya dampak besar bagi kesehatan mental.
“Penelitian menunjukkan bahwa interaksi dengan hewan peliharaan bisa memicu pelepasan hormon bahagia dan membuat kita merasa lebih tenang,” ungkap Dr. Chris Mosunic, Chief Clinical Officer di Calm, dilansir New York Post.
“Jalan-jalan sebentar dengan anjing atau pelukan kucing di meja kerja saat mereka berjalan di depan layar, dapat memberikan momen sederhana untuk menyegarkan dan mengisi ulang energi.”
Kampanye Kesehatan Mental Bersama Anabul
Sebagai bagian dari kampanye peningkatan kesadaran kesehatan mental, Mars dan Calm meluncurkan serangkaian konten bertema hewan peliharaan di aplikasi Calm, untuk membantu pengguna bersantai dan menemukan kembali ketenangan batin mereka melalui inspirasi dari sahabat berbulu mereka.
Tak hanya itu, mereka juga mengajak masyarakat membagikan kisah pribadi tentang bagaimana anabul membantu mereka melewati masa-masa sulit. Kisah-kisah ini nantinya akan menjadi bahan inspiratif untuk konten Calm ke depannya.
“Kami tahu bahwa momen-momen kecil yang disengaja untuk menenangkan diri dapat memberikan dampak besar pada kesejahteraan kita secara keseluruhan, dan hewan peliharaan kita memiliki cara yang luar biasa untuk membimbing kita ke sana,” kata Dr. Mosunic.