ONLINE177 – Kemenkes: Serangan Jantung Renggut Nyawa 19 Jemaah Haji di Tanah Suci

500 Ribuan Jemaah Haji Tiba di Arab Saudi per 18 Mei 2025, Baru 36 Persen dari Total Visa yang Dirilis

Liputan6.com, Jakarta – Angka kematian jemaah haji Indonesia terus bertambah. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat, sebanyak 53 jemaah haji wafat di Tanah Suci hingga tanggal 23 Mei 2025.

Yang mengkhawatirkan, 19 dari total kematian tersebut disebabkan oleh serangan jantung, khususnya karena penyakit jantung iskemik akut dan shock cardiogenic.

Data ini diperoleh dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes), yang memantau kondisi kesehatan jemaah setiap harinya. 

Kemenkes menyoroti bahwa sebagian besar korban merupakan jemaah lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbiditas).

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, menekankan pentingnya manajemen diri jelang puncak haji yang akan berlangsung di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) mulai 4 Juni 2025. 

Menurutnya, para jemaah dengan risiko tinggi harus menghindari ibadah sunah yang menguras tenaga, seperti umrah berkali-kali, tawaf sunah, serta jalan kaki jauh ke Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.

“Para jemaah, terutama yang lansia atau memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, harus mengurangi ibadah sunah yang membutuhkan pengerahan tenaga ekstra,” ujar Liliek seperti dikutip dari Sehat Negeriku pada Rabu, 28 Mei 2025.


2 dari 4 halaman

Jemaah Haji 2025 Diimbau Jangan Paksakan Diri

Liliek juga mengimbau agar jemaah menghindari beribadah di siang hari yang terik dan selalu memakai alat pelindung diri (APD) seperti masker, payung, kacamata hitam, dan alas kaki.

Tim Visitasi Kesehatan Haji, dr. Agus Sulistyawati, Sp.S, yang bertugas di Sektor 7 Daerah Kerja Makkah, menyatakan, sebagian besar jemaah yang meninggal akibat serangan jantung memiliki riwayat penyakit jantung dan kurang membatasi aktivitas fisik selama di Tanah Suci.

“Kami sangat prihatin dengan angka kematian yang terjadi. Belasan jemaah telah berpulang, dan sebagian besar disebabkan oleh penyakit jantung,” ujar dr. Sulis, sapaan akrabnya.

Dia, menambahkan, kondisi cuaca yang ekstrem dan aktivitas padat selama ibadah haji 2025 dapat memicu kekambuhan penyakit, terutama pada mereka yang sebelumnya tidak disiplin dalam pengobatan.

3 dari 4 halaman

Tips Jaga Kesehatan Jemaah

Agar kasus kematian akibat penyakit jantung tidak terus meningkat, Kemenkes menyarankan jemaah haji untuk:

  • Minum air putih atau air zam-zam sedikit demi sedikit hingga mencapai 2 liter per hari.
  • Konsumsi oralit sekali sehari untuk mencegah dehidrasi.
  • Istirahat yang cukup dan hindari stres berlebihan.
  • Minum obat secara teratur, terutama bagi penderita hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
  • Periksa kesehatan minimal tiga kali seminggu ke petugas kesehatan kloter.
  • Berpikir positif dan perbanyak zikir untuk menjaga ketenangan batin.

Selain itu, penting bagi jemaah sehat dan ketua regu untuk mendampingi jemaah lansia dan yang memiliki komorbiditas, guna memastikan keselamatan mereka selama ibadah berlangsung.

“Yang paling penting adalah dampingi jemaah dengan komorbid dan lansia, bekerja sama dengan ketua regu dan jemaah yang sehat,” tambah Liliek.

4 dari 4 halaman

Kemenkes: Utamakan Keselamatan

Kemenkes menegaskan bahwa ibadah sunah memang berpahala besar. Namun, keselamatan jiwa jauh lebih utama. 

Dengan menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri, jemaah diharapkan dapat menjalani ibadah dengan lancar hingga akhir.

“Tujuan utama adalah meraih haji mabrur, dan itu harus dicapai dengan kondisi fisik yang prima,” pungkas Liliek.

Melihat tingginya angka kematian akibat serangan jantung ini, Kemenkes berharap seluruh jemaah haji 2025 dapat lebih bijak dalam menjalani setiap ibadah, terutama bagi kelompok rentan.

 

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *