Liputan6.com, Jakarta – Mengompol atau inkontinensia urine sering dianggap sebagai bagian normal dari proses penuaan. Padahal, kondisi ini bisa dicegah dan dikendalikan dengan cara yang tepat, termasuk dengan aktivitas fisik yang terarah.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri dari RS Hermina Bekasi, dr. Ika Fitriana, SpPD-KGer menjelaskan bahwa menjaga kekuatan otot, terutama di area panggul dan sekitarnya, menjadi kunci penting untuk mencegah kebiasaan mengompol pada lansia.
“Tidak hanya panggul ya, tapi otot yang membawa ke pinggangnya juga. Aktivitas fisik ini bisa dalam bentuk olahraga atau kegiatan menyenangkan yang memang fokus pada otot panggul,” ujar dr. Ika dalam diskusi media pada Selasa, 27 Mei 2025.
Salah satu bentuk olahraga yang sangat dianjurkan untuk lansia adalah latihan otot dasar panggul (pelvic floor exercise), termasuk senam Kegel.
Latihan ini efektif membantu menguatkan otot-otot yang berperan dalam menahan keluarnya urine, sehingga mencegah terjadinya mengompol, terutama di malam hari.
Menurut dr. Ika, lansia tetap harus melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan. “Sampai tua pun harus tetap beraktivitas fisik, ini memperkuat otot, termasuk otot ketangguhan,” tambahnya.
Hindari Minuman Pemicu Beser
… Selengkapnya
Selain olahraga, lansia juga perlu memperhatikan asupan cairan, terutama jenis minuman yang dikonsumsi.
Minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, cokelat, serta minuman bersoda dan minuman asam sebaiknya dibatasi. Sebab, jenis cairan ini dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan memperburuk inkontinensia.
“Nah, minuman seperti kopi, teh, soda, atau yang asam sebaiknya dihindari terutama kalau sudah ada kecenderungan mengompol,” ujar dr. Ika.
Dia juga menambahkan bahwa waktu konsumsi minuman juga harus diperhatikan. “Kalau ngopi malam hari, bisa bikin malamnya terganggu karena harus bolak-balik ke WC, bahkan sampai mengompol,” tambahnya.
Perhatikan Kesehatan Mental Lansia
… Selengkapnya
Mengompol pada lansia juga bisa terjadi karena faktor mental dan gangguan fungsi otak. Misalnya pada penderita demensia, sinyal dari kandung kemih ke otak bisa terganggu sehingga tidak menyadari keinginan untuk buang air kecil.
Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk menerapkan metode time voiding atau buang air kecil terjadwal.
“Kalau udah nggak bisa lagi kontrol, kita gunakan cara time voiding. Jadi, pipisnya dijadwal, sebelum mengompol orang tuanya sudah kita bawa ke kamar mandi,” ujar dr. Ika.
Menurut dr. Ika, mengompol sering kali menjadi masalah yang tidak diutarakan oleh lansia karena merasa malu. Oleh sebab itu, perhatian dan dukungan keluarga sangat krusial agar masalah ini bisa dikenali dan ditangani sejak dini.
“Tanpa dukungan keluarga, mengompol bisa jadi nggak ketahuan. Karena orang tua malu untuk ngomong, biasanya kita harus lebih peka,” katanya.
Tanda-tanda yang bisa dicurigai antara lain adanya bau tidak sedap di sekitar tempat tidur, penolakan untuk minum karena takut mengompol, serta gangguan tidur pada malam hari.
Periksa Penyebab Medis Lainnya
… Selengkapnya
Mengompol bisa menjadi gejala dari kondisi medis lain seperti diabetes, penyakit jantung, hingga efek samping obat-obatan tertentu.
Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh bila lansia mulai menunjukkan gejala buang air kecil yang tidak terkendali.
“Bisa jadi ada diabetes, karena gejalanya sering pipis. Atau ada penyakit jantung yang bikin minum obat pelancar kencing. Ini harus dikontrol juga,” ujar dr. Ika.