Liputan6.com, Jakarta – Cara mengobati GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) tidak selalu harus bergantung pada obat-obatan.
Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menegaskan bahwa prinsip utama pengobatan GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi, yang dapat dimulai dari perubahan gaya hidup.
GERD merupakan kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi panas seperti terbakar di dada (heartburn), nyeri dada, serta rasa pahit atau asam di mulut (regurgitasi).
“Meskipun tidak secara langsung menyebabkan kematian, GERD dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat,” kata Prof. Ari kepada Health Liputan6.com, Kamis, 12 Juni 2025.
Bila dibiarkan, asam lambung dapat melukai lapisan dalam kerongkongan, menyebabkan penyempitan saluran, bahkan memicu perubahan struktur jaringan menjadi lesi prakanker yang disebut Barrett’s esophagus.
Menurut Prof. Ari, cara mengobati GERD sebaiknya dimulai secara alami, yaitu dengan menghindari berbagai pemicu naiknya asam lambung, sebelum mempertimbangkan penggunaan obat-obatan.
Tanpa disadari, gaya hidup dan pola makan sehari-hari kerap menjadi penyebab utama kekambuhan GERD.
GERD Bisa Diobati dengan Apa?
… Selengkapnya
Berikut beberapa cara alami mengobati GERD yang dianjurkan Prof. Ari:
1. Jangan langsung tidur setelah makan
Beri jeda minimal dua jam agar makanan bisa dicerna dengan baik dan tidak naik kembali ke kerongkongan.
2. Hindari makanan pemicu
Kurangi konsumsi makanan berlemak, pedas, asam, cokelat, keju, serta minuman berkafein, beralkohol, dan bersoda.
3. Perbanyak konsumsi sayur dan buah
Makanan berserat membantu melancarkan pencernaan dan menyeimbangkan produksi asam lambung.
4. Kelola stres
Stres diketahui dapat memperparah gejala GERD.
5. Jaga berat badan ideal
Kelebihan berat badan bisa meningkatkan tekanan di perut dan memperburuk refluks asam.
Apa Obat GERD yang Paling Ampuh?
… Selengkapnya
Jika perubahan gaya hidup belum cukup, terapi obat bisa menjadi solusi. Prof. Ari Fahrial Syam menjelaskan bahwa obat yang digunakan untuk GERD terbagi dalam tiga kelompok utama:
1. Antasida
Obat ini bekerja dengan menetralisir asam lambung, tersedia bebas di apotek dan sering digunakan untuk meredakan gejala ringan.
2. Penghambat reseptor H2 (H2 blocker)
Termasuk ranitidin, famotidin, nizatidin, dan simetidin. Obat ini mengurangi produksi asam lambung.
3. Penghambat pompa proton (PPI)
Seperti omeprazol, esomeprazol, lansoprazol, pantoprazol, dan rabeprazol. Ini adalah terapi utama untuk mengurangi produksi asam secara signifikan.
“Obat-obatan ini harus dikonsumsi sesuai petunjuk dokter agar efektif dan aman. Pasien juga harus menyelesaikan pengobatan hingga tuntas,” kata Prof. Ari.
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita GERD, dapat digunakan kuisioner GERD-Q yang terdiri dari enam pertanyaan mengenai gejala seperti heartburn, regurgitasi, gangguan tidur, serta penggunaan obat.
“Jika skor ≥8 mengindikasikan kemungkinan GERD,” pungkas Prof. Ari.