ONLINE177 – Tak Perlu Takut Alot, Ini Cara Mudah Masak Daging Kerbau Kurban ala Pakar IPB

20151211- KM Camara Nusantara 1-Jakarta-Faizal Fanani

Liputan6.com, Jakarta – Kerbau merupakan salah satu hewan ternak yang sah untuk dijadikan kurban, sebagaimana disebutkan dalam syariat Islam.

Meski popularitasnya kalah dibanding sapi dan kambing, kerbau tetap menjadi pilihan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

Salah satu alasannya adalah harga kerbau yang relatif lebih terjangkau daripada sapi, terutama menjelang Idul Adha.

Namun, banyak orang masih ragu memilih kerbau karena menganggap dagingnya lebih keras dan sulit diolah.

Padahal, dengan teknik memasak yang tepat, daging kerbau bisa empuk, lezat, dan menggugah selera.

Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Dr Irma Isnafia Arief, membagikan cara masak daging kerbau supaya empuk dan tetap enak disantap.

1. Potong Melintang Serat

Cara pertama yang perlu diperhatikan adalah teknik memotong daging. Jangan asal potong.

Menurut Prof Irma, memotong daging melintang serat adalah kunci penting agar tekstur daging kerbau tidak keras saat dimasak.

“Daging kerbau memiliki tekstur lebih keras dibandingkan daging sapi, sehingga memerlukan perlakuan khusus agar hasilnya empuk dan enak disantap,” ujarnya seperti dikutip dari ipb.ac.id pada Jumat, 6 Juni 2025.

 


2 dari 6 halaman

2. Gunakan Bahan Alami Pelunak Daging

Selain teknik potong, bahan pelunak alami juga bisa dimanfaatkan untuk membuat daging kerbau lebih empuk. Beberapa bahan yang disarankan antara lain daun pepaya dan nanas.

“Cukup bungkus daging dalam daun pepaya selama 10 menit atau aduk dengan irisan nanas selama 5–10 menit. Tapi jangan terlalu lama, agar daging tidak hancur,” ujar Prof Irma.

Kedua bahan tersebut mengandung enzim alami, papain dari pepaya dan bromelin dari nanas, yang efektif membantu memecah serat otot pada daging, membuatnya lebih lunak saat dimasak.

 

3 dari 6 halaman

3. Rendam dengan Bumbu Aromatik

Masalah lain dari daging kerbau adalah aroma khasnya yang lebih tajam dibanding daging sapi.

Untuk mengatasinya, Prof Irma menyarankan merendam daging dalam campuran bumbu aromatik seperti jahe, serai, daun jeruk, dan air jeruk nipis.

“Perendaman ini tidak hanya mengurangi aroma khas daging kerbau, tapi juga membantu meningkatkan kelembutannya,” katanya.

 

4 dari 6 halaman

4. Hindari Api Besar dan Gunakan Teknik Slow Cooking

Kesalahan yang sering dilakukan masyarakat saat mengolah daging kerbau adalah memasaknya dengan api besar. Padahal, cara ini justru membuat daging cepat kering dan menjadi lebih keras.

“Metode memasak perlahan (slow cooking) seperti menggunakan api kecil atau panci presto sangat disarankan untuk menghasilkan tekstur daging yang empuk,” ujar Prof Irma.

Teknik ini memungkinkan kolagen dalam daging pecah perlahan menjadi gelatin, sehingga menghasilkan sensasi daging yang lembut dan juicy.

 

5 dari 6 halaman

5. Pukul Daging Sebelum Dimasak

Langkah sederhana tapi sering dilupakan adalah memukul daging sebelum diolah. Proses ini membantu menghancurkan serat daging sehingga lebih mudah empuk saat dimasak.

“Tidak menggunakan teknik sederhana seperti memukul daging atau merendamnya dalam bahan pelunak alami dapat membuat daging tetap keras dan sulit dikunyah,” katanya.

 

6 dari 6 halaman

Edukasi Penting untuk Tingkatkan Konsumsi Daging Kerbau

Daging kerbau sebenarnya merupakan sumber protein hewani yang sehat dan ekonomis. Namun, karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang cara mengolahnya, banyak yang memilih menghindarinya.

“Rasa khas daging kerbau juga belum tentu disukai semua orang, dan distribusinya tidak seluas daging sapi,” ujar Prof Irma.

Selain itu, faktor budaya juga memengaruhi pilihan daging kurban. Di kota-kota besar, daging sapi kerap dianggap lebih prestisius.

Padahal, dengan pengolahan yang tepat, daging kerbau tak kalah nikmat.

Prof Irma berharap edukasi seputar pengolahan daging kerbau bisa terus disebarluaskan.

“Jika tahu cara mengolahnya, daging kerbau bisa jadi alternatif sumber protein hewani yang lezat, sehat, dan ekonomis,” pungkasnya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *