Liputan6.com, Jakarta – Penyakit tiroid adalah gangguan bentuk atau fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar ini terletak di leher bagian depan dengan fungsi memproduksi hormon yang mengatur metabolisme tubuh.
Sayangnya, gangguan tiroid kerap tidak terdeteksi hingga menimbulkan dampak yang serius.
“Oleh karena itu, deteksi dini menjadi langkah krusial untuk mencegah komplikasi dan memastikan penanganan yang tepat sejak dini,” kata Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, dalam keterangan pers dikutip pada Kamis (5/6/2025).
Data menunjukkan, gangguan tiroid di Asia Pasifik memiliki prevalensi tinggi dengan sekitar 11 persen populasi dewasa mengidap hipotiroidisme, dibandingkan angka global yang hanya 2-4 persen. Data ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan edukasi berkelanjutan bagi masyarakat.
Ketua dan pendiri komunitas pasien tiroid Indonesia Pita Tosca, Astriani Dwi Aryaningtyas, mengatakan, sebagai pejuang tiroid, memiliki gejala klinis dan faktor risiko gangguan tiroid dapat menurunkan kualitas hidup individu.
“Gangguan tiroid yang tergolong sebagai penyakit tidak menular, terkadang memiliki gejala klinis yang tidak nampak, namun berdampak signifikan (invisible illness),” ujar Astriani dalam keterangan yang sama.
“Seperti yang kita ketahui, kelenjar tiroid berukuran kecil, kendati demikian manfaatnya sangat besar untuk metabolisme tubuh,” tambahnya.
Hal ini yang membuat Astriani dan para pasien tiroid merasa sudah waktunya Pemerintah dan banyak pihak pemerhati gangguan tiroid memiliki gerakan. Terutama untuk mendukung adanya peningkatan kualitas hidup pejuang tiroid.
Aktris Indonesia, Thalita Latief, didiagnosis menderita tumor tiroid stadium 4. Itu ia ungkapkan lewat unggahan video di akun instagramnya saat Thalita akan menjalani operasi. Beruntung, operasi berjalan lancar.
Perluas Akses Skrining Gangguan Tiroid
Guna membantu menangani masalah tiroid, PT Merck Tbk (Merck) mendukung Kemenkes RI dalam memperluas akses skrining gangguan tiroid.
Sebanyak 80 ribu tes Thyroid Stimulating Hormone (TSH) akan didistribusikan ke puskesmas di tujuh wilayah dengan prevalensi gangguan tiroid tinggi. Yakni Deli Serdang, Jakarta, Malang, Makassar, Medan, Cirebon, dan Surabaya.
“Merck percaya bahwa tes tiroid sederhana dalam Program Deteksi Dini Gangguan Tiroid ini bisa menjadi game changer untuk menolong jutaan pasien yang belum terdiagnosis,” kata Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin.
Dukungan ini juga sejalan dengan Manifesto Tiroid Merck, sebuah ajakan pemeriksaan gangguan tiroid skala besar untuk mendiagnosis lebih dari 50 juta orang yang hidup dengan hipotiroidisme pada tahun 2030.
Permudah Akses Deteksi Tiroid di Indonesia
Dante pun menyambut baik dukungan ini karena dapat memperluas akses layanan kesehatan di tingkat primer.
“Kementerian Kesehatan mengapresiasi dukungan Merck dalam penyediaan alat pemeriksaan TSH di berbagai Puskesmas di Indonesia. Inisiatif ini merupakan bentuk nyata kolaborasi lintas sektor untuk memperluas akses layanan kesehatan di tingkat primer,” ujar Dante.
Senada dengan Dante, sebagai pasien tiroid, Astriani sangat mendukung program skrining gangguan tiroid (TSH) ini karena dapat meningkatkan diagnosis gangguan tiroid di Indonesia, yang saat ini masih tergolong rendah.
“Sebagai tindak lanjut dari program skrining tersebut, Pita Tosca sebagai organisasi pasien berharap bahwa akses terhadap pengobatan gangguan tiroid dapat terus ditingkatkan, terutama mengingat pilihan pengobatan melalui jaminan kesehatan nasional (JKN) yang masih terbatas,” harapnya.
“Deteksi dini melalui skrining adalah langkah penting untuk mengelola kondisi ini secara efektif. Pita Tosca berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak dan menyuarakan kepada pemangku kepentingan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang mereka butuhkan,” imbuhnya.
Bangun Basis Data Nasional tentang Tiroid
Untuk mendukung pelaksanaan skrining tiroid, Merck juga menyediakan logistik pemeriksaan TSH, seperti mesin Diagnostic FIA Meter, mikropipet, stopwatch, vacuum holder, tourniquet. Serta bahan medis habis pakai (BMHP), termasuk jarum, tabung EDTA, reagen tes kit, alcohol swab, dan plester.
Mendukung Pembentukan Registri Nasional Pasien Tiroid Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Merck Indonesia bersama Indonesian Thyroid Association (InaTA) tengah menyusun manuskrip untuk publikasi laporan Thyroid Registry Report, berdasarkan hasil skrining dari program RAISE Tiroid.
Manuskrip ini direncanakan untuk dipublikasikan di jurnal internasional tahun ini, sebagai upaya membangun basis data nasional yang akurat mengenai beban penyakit tiroid di Indonesia.
Selain memfasilitasi pelaksanaan 80 ribu tes TSH di berbagai puskesmas, data yang terkumpul diharapkan dapat mendukung pemetaan penyakit dan pengambilan kebijakan berbasis bukti—khususnya bagi kelompok risiko tinggi seperti ibu hamil, lansia, dan penyandang penyakit tidak menular (PTM).
“Data adalah fondasi dari kebijakan yang tepat sasaran. Dengan adanya registri ini, kita bisa beralih dari asumsi ke pendekatan berbasis bukti, dari respons reaktif menjadi pencegahan yang lebih terstruktur. Ini adalah hal penting dalam manajemen penyakit tiroid di Indonesia,” kata Ketua Klaster Metabolic Disorder, Cardiovascular and Aging (MVA) IMERI FKUI sekaligus penanggung jawab registri, Dicky L. Tahapary.
… Selengkapnya