Liputan6.com, Jakarta Spektrum gejala saraf terjepit cukup luas, mulai dari pegal, nyeri, kesemutan, hingga sensasi tersetrum dan mati rasa.
“Hanya saja, gejala tersebut dirasakan di bagian tubuh yang digerakkan oleh saraf pada tulang belakang. Misalnya, di pinggang saja, atau dari pinggang menyebar ke paha sampai ke ujung kaki,” kata dokter spesialis neurologi di DRI Clinic, Irca Ahyar dalam keterangan pers, Jumat (30/5/2025).
Saraf kejepit juga kerap ditandai dengan rasa pegal. Namun, pegal akibat saraf kejepit berbeda dengan pegal biasa.
“Pegal biasa umumnya akan hilang jika dipijat, atau ketika kita istirahat sebentar. Sedangkan pegal akibat saraf terjepit cenderung konsisten. Kalaupun hilang sesaat, dia akan muncul kembali di area yang sama.”
“Begitu terus-menerus. Ketika pegalnya secara konsisten dirasakan di pinggang, misalnya, Anda sebaiknya menjalani pemeriksaan penunjang untuk memastikan,” saran Irca.
Sayangnya, rasa pegal ini sering kali diabaikan, karena dianggap gejala ringan. Banyak pasien mengira pegal itu akan hilang sendiri. Pegal akibat saraf terjepit yang dianggap sebagai pegal biasa dapat membuat pasien tidak datang ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Irca menjelaskan, secara harfiah, saraf terjepit adalah saraf yang terjepit di antara ruas-ruas tulang belakang. Saraf terjepit tidak akan terjadi jika tidak ada perubahan struktur tulang. Artinya, harus terjadi penyempitan dahulu pada ruas tulang belakang.
Halo sahabat Vidio! Cek Fakta Dengan Dokter berikutnya, bersamai, dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K) Spine dari RS EMC Tangerang akan memberikan penjelasan mengenai Nyeri Pinggang dan Saraf Terjepit, Pahami dan Tuntaskan!. Yuk, catat tanggalnya!
Gejala Saraf Kejepit Lebih Terasa pada Usia Lanjut
Saraf terjepit bisa terjadi akibat benturan atau trauma. Namun, benturan yang terjadi tidak selalu segera menimbulkan gejala. Kalaupun muncul gejala, belum tentu dirasa mengganggu.
Hal ini tergantung pada usia. Jika usia masih produktif atau masih anak-anak, gejala tersebut cenderung terabaikan. Jika benturan terjadi pada usia 45 tahun ke atas, maka jatuh selembut apa pun akan menimbulkan gejala yang cukup signifikan.
“Ketika bertambah usia, struktur otot kita melemah. Akibatnya, pergeseran tulang sekecil apapun akan menimbulkan gejala yang signifikan. Nyeri dan kesemutan akan sangat terasa. Skala nyerinya tergantung pada pasien. Kalau seorang pasien tidak mudah bilang nyeri, namun sampai mengeluh nyeri ketika jatuh, berarti kemungkinan besar ia merasa kesakitan sekali,” kata Irca.
Lokasi Saraf Kejepit
Saraf terpanjang pada tubuh manusia terdapat di tulang belakang, dari tulang leher hingga tulang ekor.
Saraf di setiap bagian tulang mempunyai tugas tersendiri. Contohnya, saraf di bagian tulang leher bertugas menggerakkan tangan, sedangkan saraf di bagian punggung bawah menggerakkan kaki. Dan, saraf kejepit adalah kondisi yang memengaruhi saraf ini.
Di sepanjang tulang belakang terdapat banyak cabang tulang di bagian kiri dan kanan, yang masing-masing memiliki saraf. Jadi, saraf di sekitar tulang belakang sangat banyak sehingga risiko terjadinya saraf terjepit menjadi tinggi.
Selain itu, di antara ruas-ruas tulang terdapat gap atau celah berisi jaringan tisu. Fungsinya seperti bantalan untuk tulang. Saat terjadi benturan, tulang bergeser dan celah di antara ruas tulang menyempit, bantalan akan terjepit sehingga menonjol keluar. Akibatnya, saraf di sekitar akan terjepit, karena tak banyak ruang tersisa akibat pergeseran struktur tulang.
“Jika saraf terjepit terabaikan, tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai, atau tidak diterapi dengan benar, saraf akan rusak. Saat kerusakan saraf terus memburuk, hal terburuk yang mungkin terjadi adalah kematian saraf lokal,” jelas Irca.
Contoh Kematian Saraf Lokal
Irca memberi contoh, jika saraf terjepit terjadi di lumbar 3 (L3) yang bertugas menggerakkan paha. Maka, jika tidak diterapi, otot paha bagian luar akan mengecil dan fungsinya tidak berjalan dengan benar.
Saraf memiliki dua tugas, yaitu menggerakkan otot dan mengatur raba rasa.
“Jika fungsi raba rasa terganggu, saat kaki ditusuk dengan benda tajam sekalipun, kita tidak akan bisa merasakan apa pun.”
“Kondisi tersebut menjadi berbahaya, ketika ada luka di kaki yang sakitnya tidak bisa kita rasakan. Di samping itu, ada pula risiko kelumpuhan. Namun, pada kasus saraf terjepit, hanya terjadi kelumpuhan lokal di area yang digerakkan oleh saraf yang terjepit saja,” pungkasnya.
… Selengkapnya