Liputan6.com, Jakarta – Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana (KB) kembali ditegaskan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN.
Dalam rapat koordinasi bersama jajaran internal di kantor Kemendukbangga, Kamis (10/03/2025), Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa pelayanan KB di Indonesia tidak hanya mengejar angka partisipasi, namun juga menekankan pentingnya mutu layanan yang diberikan kepada masyarakat.
“Pastikan layanan Keluarga Berencana (KB) memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan dan lakukan pemantauan, analisis, dan kajian untuk mengidentifikasi masalah, isu, beserta upaya penanganan terkait kualitas pelayanan KB pada fasilitas kesehatan,” ujar Menteri Wihaji dalam arahannya.
Beragam Program Prioritas Dorong Peningkatan Layanan KB
Untuk mewujudkan visi tersebut, Kemendukbangga/BKKBN menggulirkan sejumlah program prioritas. Di antaranya adalah pelayanan KB serentak di tempat kerja, pelatihan dan sertifikasi kompetensi bidan, serta kerja sama strategis dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam mengawasi kualitas alat kontrasepsi, obat-obatan, dan alat kesehatan yang digunakan dalam program KB.
Tidak hanya itu, pelaksanaan vasektomi serentak yang melibatkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), penguatan layanan KB pasca persalinan, serta layanan di wilayah dan sasaran khusus turut menjadi bagian dari upaya menyeluruh dalam menjangkau lebih banyak kelompok masyarakat dengan layanan yang berkualitas dan mudah diakses.
Program edukasi dan sosialisasi kesehatan reproduksi pun menjadi perhatian, khususnya kepada remaja dan wanita usia subur di lembaga pemasyarakatan wanita remaja.
Quick Wins: Dari Genting hingga Sidaya
Dalam rapat tersebut, Menteri Wihaji juga memaparkan perkembangan program unggulan Quick Wins, salah satunya adalah program Genting (Gerakan Terpadu Intervensi Serentak). Hingga 10 April 2025, tercatat sebanyak 132.637 penerima manfaat telah menerima bantuan dari program ini, dengan dukungan 15.529 orang tua asuh. Bantuan nasional yang telah tersalurkan mencapai Rp52,5 miliar.
“Paket bantuan dalam GENTING yang telah diberikan seperti bantuan nutrisi, akses air bersih, edukasi pencegahan dan penanganan, serta jamban sehat dan rumah layak huni,” jelas Menteri Wihaji.
Ia menambahkan bahwa sejumlah program Quick Wins lainnya diharapkan dapat menjadi warisan positif dari Kemendukbangga/BKKBN. Program tersebut meliputi Tamasya (Taman Asuh Anak Stunting), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), dan Sidaya (Lansia Berdaya).
“Saya berharap Tamasya, GATI, dan Sidaya bisa menjadi warisan Kemendukbangga/BKKBN selanjutnya,” ujar Menteri Wihaji.
Ketiga program ini juga telah dipaparkan secara langsung kepada Presiden RI pada 28 Maret 2025. Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan dua isu penting terkait mandat Kemendukbangga/BKKBN, yaitu penyaluran Makanan Bergizi (MBG) bagi ibu hamil, menyusui, dan balita, serta percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Penguatan Sistem Pengawasan dan Akuntabilitas
Untuk menjamin transparansi dan efektivitas pelaksanaan program, Kemendukbangga/BKKBN juga akan mengembangkan Sistem E-Reviu serta Aplikasi Monitoring dan Analisis Evaluasi (ANEV).
Langkah ini diperkuat dengan peningkatan sistem pengawasan hingga ke level kabupaten/kota, khususnya terkait pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk sub-bidang KB dan Quick Wins.