ONLINE177 – Simak 3 Cara Membedakan BAB Berdarah akibat Wasir dan Tanda Kanker Kolon yang Perlu Kamu Tahu

BAB Berdarah Akibat Kanker Kolon Kerap Dianggap Sekadar Gejala Wasir, Kenali Perbedaannya!

Liputan6.com, Jakarta – Munculnya BAB berdarah sering kali dianggap remeh dan dikira sebagai akibat dari wasir atau ambeien. Padahal, kondisi ini bisa menjadi salah satu tanda kanker kolon yang perlu diwaspadai.

Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Siloam MRCCC Semanggi, dr. Randy Adiwinata, menekankan pentingnya membedakan kanker kolon dengan kondisi lain seperti wasir.

“Perdarahan akibat kanker usus besar biasanya ditandai dengan darah berwarna merah segar yang bercampur dengan feses, disertai dengan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, serta perubahan pola dan konsistensi feses,” kata Randy dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 7 April 2025.

Berbeda dengan wasir, yang umumnya tidak menimbulkan nyeri dan darahnya menetes setelah BAB, tanpa tercampur feses.

Penting bagi masyarakat untuk memahami perbedaan antara wasir dan tanda kanker kolon, agar bisa segera melakukan pemeriksaan.

BAB berdarah, dalam bentuk apa pun, sebaiknya tidak diabaikan. Pemeriksaan penunjang seperti kolonoskopi sangat diperlukan untuk memastikan apakah gejala tersebut terkait dengan kanker kolon atau bukan.

“Pada prinsipnya semua perdarahan pada kotoran merupakan alarm bahwa seorang pasien memerlukan evaluasi dari dokter. Seringkali pasien menganggap ini wasir. Setelah diperiksa lebih lanjut ternyata itu kanker usus besar stadium lanjut,” tutur Randy.

 


2 dari 4 halaman

Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker Usus Besar?

Untuk memastikan apakah BAB berdarah merupakan tanda kanker kolon atau wasir, perlu dilakukan pemeriksaan skrining. Metode utama untuk mendiagnosis kanker kolon adalah kolonoskopi.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan alat endoskopi melalui anus untuk melihat kondisi usus besar dari dalam.

Dengan kolonoskopi, dokter dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) dari bagian usus yang mencurigakan. Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium untuk menentukan jenis kanker kolon dan mutasi genetik yang mungkin terjadi.

Pemeriksaan lanjutan seperti CT scan, MRI, dan PET scan juga digunakan untuk mengetahui penyebaran kanker.

3 dari 4 halaman

Lakukan Skrining Kolonoskopi Meski Tak Ada Gejala