Liputan6.com, Jakarta – Salah satu yang harus diwaspadai jamaah calon haji Indonesia selama berada di Tanah Suci yakni potensi cuaca panas ekstrem. Kementerian Agama mengimbau agar para jamaah mengantisipasi kondisi tersebut khususnya pada puncak ibadah wukuf di Arafah yang diperkirakan akan berlangsung pada 5 Juni 2025.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi melalui petugas dan tenaga medis.
““Bulan Juni di Tanah Suci dipastikan masuk musim panas. Kami sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi melalui petugas, termasuk tim medis, agar jamaah tetap dalam kondisi fit saat puncak ibadah,” kata Hilman di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (1/5), dilansir ANTARA.
Dia menekankan pentingnya menjaga stamina dengan mengatur ritme ibadah, khususnya ibadah sunnah sebelum puncak haji. Jamaah juga disarankan rutin mengonsumsi air dalam jumlah kecil tapi sering agar terhindar dari dehidrasi.
“Minum cukup air secara berkala, tidak sekaligus dalam jumlah besar. Ini penting untuk menjaga daya tahan tubuh,” ujarnya.
Jamaah calon haji juga diminta agar bijak memilih waktu beraktivitas di luar ruangan guna menghindari paparan langsung sinar amatahari. Kemenag telah menyiapakn pendampingan khusus di setiap kloter untuk memandu sekaligs memantau kondisi jamaah secara berkala.
Guna mendukung kelancaran dan keamanan ibadah haji, Hilman memastikan akan ada sistem informasi “Kabar Haji Indonesia” untuk menyampaikan secara rutin ragam aktivitas calon jamaah haji atau bila ada peristiwa penting kepada masyarakat di Indonesia.
Informasi ini akan mencakup perkembangan operasional, cuaca, situasi kesehatan, hingga dinamika di Arab Saudi selama musim haji berlangsung.
“Insya Allah, setiap hari informasi tentang haji akan terus diperbarui dan disampaikan kepada masyarakat di Tanah Air,” katanya.
Imbauan Kemenkes
Dalam kesempatan berbeda, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, para jamaah haji perlu mempersiapkan sejumlah hal seperti obat-obatan pribadi hingga olahraga ringan.
“Periksa kesehatan dan jangan lupa bawa obatnya. Kalau misalnya sudah punya penyakit, jangan lupa siapkan obat untuk di sana,” jelas Anggota Tim Pemeriksaan Kesehatan Haji Kemenkes Enny Nuryanti di Jakarta, Rabu (29/4).
Jamaah yang memiliki penyakit yang perlu rutin minum obat seperti hipertensi dan diabetes diminta rutin mengontrol kesehatan tiap tiga hari sekali di pos kesehatan kelompok terbang agar kadar tekanan dan gula darah tetap terkontrol.
Demikian pula dengan aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki dan bersepeda yang dianjurkan dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh.
“Aktivitas haji cukup berat, jadi sebaiknya mulai latihan aktivitas fisik ringan dari sekarang,” katanya.
Edukasi Kesehatan pada Jamaah Calon Haji
Dalam hal edukasi kesehatan pada jamaah calon haji, Puskes Haji Kemenkes akan memberdayakan ketua kelompok terbang (kloter) hingga pembimbing ibadah untuk menyampaikanny apada jamaah calon haji.
“Jadi, dokter kloter atau perawat kloter bisa memberdayakan ketua kloter, pembimbing ibadah, ketua rombongan, untuk menyatukan edukasi tentang kesehatan.”
Menurut Enny, pelibatan ketua kloter hingga pembimbing ibadah dinilai krusial untuk mengingatkan jamaah perihal kondisi di Arab Saudi yang ekstrem. Suhu di Arab Saudi bisa mencapai 40 derajat lebih pada puncaknya.