Liputan6.com, Jakarta – Ben Cohen, salah satu pendiri jenama es krim legendaris Ben & Jerry’s, kembali menjadi sorotan bukan karena rasa es krim terbarunya, melainkan karena aksi protesnya yang berujung penangkapan di tengah sidang penting Senat AS yang membahas isu-isu kesehatan nasional.
Cohen ditangkap di Capitol Hill pada Rabu (waktu setempat) setelah ia dan sejumlah aktivis lainnya menginterupsi jalannya sidang Komite Senat untuk Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja, dan Pensiun (HELP) yang menghadirkan Robert F. Kennedy Jr., saat ini menjabat sebagai Sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS).
“RFK membunuh orang dengan kebencian!” seru Cohen dan para pengunjuk rasa lainnya berulang kali, memotong pernyataan pembukaan Kennedy di hadapan senator, dilansir New York Post.
Kericuhan ini memaksa Senator Bill Cassidy (R-La.), ketua komite, menghentikan sidang dan memerintahkan polisi untuk menertibkan ruang dengar pendapat.
“Anggota audiens diingatkan bahwa gangguan tidak akan diizinkan selama komite menjalankan tugasnya. Polisi Capitol diminta untuk mengeluarkan orang-orang tersebut dari ruang sidang,” ujar Cassidy dengan tegas saat Cohen digiring keluar.
Video dari The Daily Caller yang beredar di X memperlihatkan Cohen ditarik paksa oleh petugas Capitol Police dari ruang sidang. Polisi kemudian mengonfirmasi bahwa Cohen termasuk di antara tujuh orang yang ditangkap dengan tuduhan menghalangi proses hukum. Beberapa demonstran lainnya bahkan menghadapi dakwaan lebih berat, termasuk perlawanan terhadap penangkapan dan penyerangan terhadap petugas.
Ini bukan pertama kalinya co-founder merek es krim terkenal itu turun ke jalan demi menyuarakan pandangannya. Tahun 2023, ia juga ditangkap dalam aksi protes di luar Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) terkait dukungannya pada Julian Assange. Aktivisme Cohen tak pernah padam, bahkan setelah dirinya tak lagi mengelola operasional harian Ben & Jerry’s.
Vokal Suarakan Isu Sosial
… Selengkapnya
Ben & Jerry’s memang dikenal sebagai merek yang vokal dalam berbagai isu sosial, termasuk kesehatan masyarakat, keadilan rasial, hingga lingkungan.
Sejak didirikan pada 1978, merek es krim asal Vermont ini secara konsisten mendukung berbagai gerakan progresif—bahkan setelah dijual ke Unilever pada tahun 2000. Uniknya, perusahaan tetap mempertahankan dewan direksi independen yang memungkinkan mereka terus menyuarakan nilai-nilai idealis yang diusung sejak awal.
Salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah advokasi Ben & Jerry’s terjadi pada 2021, ketika perusahaan es krim ini menghentikan penjualan produknya di permukiman Israel di Tepi Barat yang mereka sebut sebagai “Wilayah Palestina yang Diduduki.” Keputusan ini memicu reaksi keras, terutama dari kalangan konservatif dan pro-Israel.
Ketegangan Politik dalam Isu Kesehatan
Protes terbaru Cohen terhadap Robert F. Kennedy Jr., yang dikenal karena pandangannya yang kontroversial soal vaksin dan kebijakan kesehatan publik, mencerminkan kekhawatiran sebagian masyarakat terhadap potensi disinformasi di bidang kesehatan.
Meskipun banyak yang memuji keberanian Cohen dalam menyuarakan pendapat, ada pula yang mempertanyakan efektivitas pendekatannya, terutama ketika aksi berujung ricuh.
Kehadiran Robert F. Kennedy Jr. dalam sidang kesehatan kali ini memang tak lepas dari pro dan kontra. Kennedy dikenal luas karena kritik tajamnya terhadap vaksin COVID-19 dan lembaga-lembaga kesehatan publik AS. Pandangan inilah yang mendorong Cohen dan para aktivis lainnya untuk melakukan protes.