Liputan6.com, Jakarta Bagi calon ayah dan ibu, kabar kehadiran janin dalam kandungan tentu membawa rasa bahagia yang luar biasa. Namun, tak jarang pula terselip rasa cemas dan berbagai pertanyaan yang muncul di benak. Untungnya, kemajuan teknologi kini memungkinkan diagnosis prenatal untuk membantu menjawab kekhawatiran tersebut sejak dini.
Diagnosis prenatal adalah serangkaian tes dan prosedur yang dilakukan selama kehamilan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pada bayi sebelum kelahiran.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fetomaternal Reza Tigor Manurung dari Women’s Health Center Bethsaida Hospital mengatakan mengenai usia kehamilan tes prenatal bisa dilakukan untuk hasil akurat dan efektif. Kapan saja?
- Tes skrining trimester pertama (minggu ke-11 hingga ke-13): Pemeriksaan awal ini untuk menilai risiko kelainan kromosom.
- Tes skrining trimester kedua atau USG anatomi (minggu ke-18 hingga ke-22): Untuk memeriksa struktur organ tubuh janin secara menyeluruh.
- NIPT (Non-Invasive Prenatal Testing): Tes darah ibu untuk analisis DNA janin, dapat dilakukan mulai minggu ke-10 kehamilan.
- Amniosentesis: Prosedur diagnostik invasif yang biasanya dilakukan setelah minggu ke-15 untuk mendeteksi kelainan genetik secara pasti.
- Chorionic Villus Sampling (CVS): Tes diagnostik yang mengambil sampel jaringan plasenta, bisa dilakukan lebih awal, yakni antara minggu ke-10 hingga ke-13.
Mengetahui Penyakit Genetik hingga Kondisi Kelainan Fisik
Dari tes prenatal ini dokter fetomaternal akan membantu memberikan informasi penting mengenai berbagai kondisi janin dalam kandungan, seperti:
- Kelainan Kromosom: Misalnya Down Syndrome (trisomi 21), Edwards Syndrome (trisomi 18), Patau Syndrome (trisomi 13), dan Turner Syndrome (monosomi X).
- Cacat Lahir: Kelainan fisik seperti cacat jantung, spina bifida (kelainan tulang belakang), dan bibir sumbing.
- Penyakit Genetik: Penyakit turunan seperti cystic fibrosis dan sickle cell disease.
Perlu Tes yang Mana?
Mengenai pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh ibu hamil, Reza menyarankan untuk berdiskusi dengan dokter fetomaternal terlebih dahulu.
“Setiap pemeriksaan memiliki manfaat dan keterbatasannya masing-masing. Oleh karena itu, penting untuk berdiskusi dengan dokter sebelum memutuskan, agar pemeriksaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan kehamilan masing-masing pasien,” tambah Reza.
Siapa yang Paling Perlu Pemeriksaan Diagnosis Prenatal?
Reza mengatakan ada beberapa kondisi yang membuat pemeriksaan prenatal menjadi sangat dianjurkan.
1. Usia Ibu di Atas 35 Tahun
“Risiko kelainan kromosom meningkat seiring bertambahnya usia,” kata Reza dalam keterangan tertulis.
2. Riwayat Keluarga
Bila keluarga ada yang memiliki kelainan genetik atau kromosom, maka meningkatkan kemungkinan kondisi serupa pada kehamilan berikutnya.
3. Temuan Tidak Normal Saat USG
Bila pada saat pemeriksaan USG dokter melihat sesuatu yang perlu dipastikan kondisinya, maka akan merujuk untuk melakukan pemeriksaan prenatal.
4. Riwayat Kehamilan Sebelumnya
Bila pada kehamilan sebelumnya bayi lahir dengan kelainan kromosom, maka pada kehamilan selanjutnya perlu tes prenatal.
Merencanakan yang Terbaik untuk Masa Depan Anak
Reza mengatakan bahwa menjalani tes diagnosis prenatal adalah keputusan pribadi yang memerlukan pertimbangan matang. Termasuk adanya dampak hasil tes terhadap keputusan terkait kelanjutan kehamilan dan persiapan emosional.
“Diagnosis prenatal bukan hanya tentang mendeteksi masalah, tapi tentang memberi calon orang tua kesempatan untuk merencanakan yang terbaik bagi masa depan anak mereka,” ungkap Reza.
Kemajuan teknologi medis saat ini memungkinkan banyak hal yang dulu sulit dilakukan, termasuk dalam pemeriksaan kehamilan. Termasuk diagnosis prenatal, yang bisa membantu mendeteksi kondisi janin sejak dini dan memberikan gambaran lebih jelas tentang tumbuh kembangnya di dalam kandungan.
Di Bethsaida Hospital, layanan ini menjadi bagian dari upaya memberikan perawatan yang menyeluruh bagi ibu hamil. Melalui Women’s Health Center yang dilengkapi dengan fasilitas modern dan tenaga medis berpengalaman, pemeriksaan kehamilan bisa dilakukan secara lebih akurat dan aman—terutama bagi kehamilan dengan risiko tinggi.
“Bethsaida Hospital terus mengembangkan layanan Women’s Health Center dengan fasilitas yang komprehensif, mulai dari pemeriksaan kehamilan, diagnosis prenatal, hingga penanganan kasus-kasus kebidanan berisiko tinggi,” kata Direktur Utama Bethsaida Hospital, dokter Pitono.