By admin :strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5082570/original/040852900_1736234790-1736231752318_matcha-terbuat-dari-apa.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Matcha kini jadi minuman andalan banyak orang yang sedang menjalani gaya hidup sehat. Bukan tanpa alasan, matcha terbukti mengandung antioksidan tinggi yang bermanfaat bagi tubuh, termasuk membantu menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan kulit.
Dokter Spesialis Gizi Klinik di Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Mulianah Daya, Sp.GK, mengatakan, matcha digolongkan sebagai superfood karena kandungan antioksidannya yang kuat.
“Matcha mengandung antioksidan epigallocatechin gallate atau catechin, serta polifenol. Keduanya berfungsi menangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit seperti gangguan kardiovaskular dan kanker,” kata dr. Mulianah saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Senin, 6 Mei 2025.
Tak hanya itu, antioksidan catechin juga berperan dalam menjaga kesehatan kulit. Selain itu, matcha diketahui bisa mendukung proses metabolisme tubuh, terutama saat dikonsumsi sebelum berolahraga.
“Catechin membantu proses pembakaran lemak, khususnya saat olahraga. Konsumsi matcha 10–15 menit sebelum aktivitas fisik dapat meningkatkan pembakaran lemak secara optimal,” lanjutnya.
Kandungan lain yang tak kalah penting dalam matcha adalah L-theanine. Zat ini berperan meningkatkan serotonin, memberikan efek menenangkan, serta membantu daya ingat dan konsentrasi.
Minum Matcha Bisa Tiap Hari, Tapi Jangan Berlebihan
Meski kaya manfaat, konsumsi matcha tetap harus dibatasi. Kandungan kafein dalam matcha terbilang tinggi, yaitu sekitar 70 mg per 250 ml, bahkan bisa dua kali lipat dibandingkan teh hijau biasa.
“Sebaiknya konsumsi matcha dibatasi 2–3 cangkir per hari. Bagi orang yang sensitif terhadap kafein, cukup 1–2 cangkir,” ujar dr. Mulianah.
Konsumsi berlebihan bisa menyebabkan efek samping seperti jantung berdebar, gangguan tidur, hingga insomnia. Selain itu, matcha sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan makan utama.
“L-theanine dalam matcha dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan. Sebaiknya dikonsumsi saat snacking time, bukan saat makan besar,” tambahnya.