ONLINE177 – Inovasi Obat Baru untuk Kendalikan Diabetes dan Obesitas, Alternatif Ozempic dalam Bentuk Tablet

Ilustrasi obat-obatan

Liputan6.com, Jakarta – Obat penurun berat badan dan pengendali gula darah seperti Ozempic belakangan ini memang populer, bahkan sering jadi pembicaraan di media sosial. Tidak sedikit orang yang merasakan manfaatnya — mulai dari menurunkan berat badan secara signifikan hingga mengontrol nafsu makan.

Namun, di balik “keajaiban” GLP-1 seperti Ozempic, ada juga cerita kurang sedap: efek samping yang cukup mengganggu, mulai dari masalah lambung, wajah tampak kendur, bokong kempis, gigi berlubang, hingga rambut rontok.

Sebagian besar efek samping ini sebenarnya dipicu oleh penurunan berat badan yang terlalu cepat, bukan semata-mata akibat obatnya. Namun, tetap saja, masalah seperti mual parah sering membuat orang enggan melanjutkan pengobatan. Nah, kabar baiknya, kini muncul kandidat obat baru yang disebut-sebut bisa jadi alternatif menjanjikan — tanpa efek samping gastrointestinal yang meresahkan.

Inovasi dari Swedia: Mengaktifkan Metabolisme Otot

Dalam penelitian yang baru saja dipublikasikan di jurnal ilmiah Cell, tim peneliti dari perusahaan bioteknologi Swedia, Atrogi AB, mengungkap hasil uji awal dari obat yang dikembangkan berbasis molekul khusus.

Berbeda dengan GLP-1 yang bekerja dengan meniru hormon alami tubuh untuk menekan nafsu makan, obat baru ini bekerja dengan cara mengaktifkan metabolisme di otot rangka.

Shane C. Wright, asisten profesor di Departemen Fisiologi dan Farmakologi di Karolinska Institutet, Stockholm, menjelaskan pendekatan unik ini membuka harapan baru bagi pengendalian gula darah dan obesitas.

“Obat ini merupakan jenis pengobatan yang benar-benar baru dan berpotensi menjadi sangat penting bagi pasien diabetes tipe 2 dan obesitas,” kata Wright dalam pernyataan resminya, dilansir New York Post

 


2 dari 4 halaman

Uji Klinis Fase I: Hasil Menjanjikan

Dalam uji klinis Fase I, para peneliti melibatkan 25 orang dengan diabetes tipe 2 dan 48 orang sehat. Hasilnya, obat ini mampu menurunkan kadar gula darah sekaligus mendukung penurunan berat badan — tanpa memicu mual, muntah, atau gangguan lambung yang sering muncul pada pengguna GLP-1.

Selain itu, obat ini dikembangkan dalam bentuk tablet. Bagi sebagian orang, ini menjadi keunggulan penting, terutama mereka yang takut jarum suntik (trypanophobes). Maklum, obat GLP-1 seperti Ozempic kebanyakan berbentuk injeksi.

“Zat kami tampaknya mendukung penurunan berat badan yang sehat dan, sebagai tambahan, pasien tidak perlu disuntik,” lanjut Wright.

Menariknya, obat ini juga berpotensi dipakai sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan obat GLP-1 lain. Artinya, pasien diabetes tipe 2 atau mereka yang berjuang menurunkan berat badan punya lebih banyak opsi perawatan.

 

3 dari 4 halaman

Potensi Menekan Biaya & Risiko Ilegal

 

Belakangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan di berbagai negara gencar menindak penjualan peniru Ozempic yang beredar ilegal. Keberadaan alternatif obat baru ini diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih terjangkau dan legal, sehingga orang tidak tergoda menggunakan obat palsu yang bisa membahayakan kesehatan.

Selain itu, karena mekanisme kerjanya berbeda, obat ini berpotensi mendukung penurunan berat badan tanpa memengaruhi massa otot. Ini kabar baik karena otot memiliki peran penting dalam metabolisme dan kesehatan jangka panjang.

“Hasil penelitian kami menunjukkan masa depan di mana kita dapat meningkatkan kesehatan metabolisme tanpa kehilangan massa otot,” ujar Tore Bengtsson, profesor di Departemen Biosains Molekuler di Institut Wenner-Gren, Stockholm.

 

4 dari 4 halaman

Harapan Baru, Tapi Masih Perlu Waktu

Bagi para pejuang diabetes tipe 2 dan obesitas, kabar ini tentu menjadi angin segar. Sebab, penurunan berat badan yang sehat — tanpa risiko efek samping berat — adalah tujuan jangka panjang. Bengtsson menekankan pentingnya otot dalam manajemen diabetes dan obesitas, sekaligus kaitannya dengan kualitas hidup.

“Otot penting dalam diabetes tipe 2 dan obesitas, dan massa otot juga berkorelasi langsung dengan harapan hidup,” jelasnya.

Meski hasil uji awal ini menjanjikan, obat ini masih perlu melalui tahapan pengembangan dan uji klinis lanjutan sebelum benar-benar bisa digunakan secara luas. Bagi publik, ini bisa menjadi sinyal bahwa kemajuan teknologi medis terus membuka harapan baru, di luar obat-obatan populer seperti Ozempic yang saat ini mendominasi pasar.

Jadi, sembari menunggu obat baru ini benar-benar siap dipasarkan, para penderita diabetes dan mereka yang ingin menurunkan berat badan tetap disarankan untuk mengelola pola makan, rutin berolahraga, dan berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan terapi apapun.

 

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *