Liputan6.com, Jakarta Di era digital saat ini, penggunaan gadget seperti handphone sudah menjadi bagian dari keseharian anak-anak. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat berujung pada kecanduan.
Anak yang kecanduan gadget biasanya menunjukkan ketergantungan ekstrem dan kesulitan melepaskan diri dari layar, bahkan saat sedang bersama keluarga atau berada di luar rumah.
Psikolog Ayu Imasria, M.Psi mengatakan kecanduan gadget adalah kondisi ketergantungan yang dialami oleh seseorang yang tidak dapat terlepas menggunakan gadget dalam waktu lama.
Ayu mengungkapkan ada beberapa ciri khas seseorang yang mengalami kecanduan gadget yaitu
- Tidak mudah lepas dari handphone
- Cenderung melakukan aktivitas individual
- Tidak dapat menerima pelajaran sehingga menjadi sulit fokus.
Ayu juga mengatakan ada risiko di balik kecanduan gadget. Diantaranya pada aspek sosial seperti terjadinya risiko cyberbullying hingga kekerasan seksual. Hal ini seperti disampaikan Ayu saat menjadi pembicara dalamm talkshow interaktif yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) RSUD dr. Iskak Tulungagung beberapa waktu lalu.
Anak Butuh Stimulasi Dua Arah
Hadir di kesempatan itu, dr. Wahyu Sita Wardani, M.Ked. Klin., Sp.KFR, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik sekaligus Kepala Instalasi PKRS, penggunaan gadget pada anak bisa berdampak ganda.
Di satu sisi, pengguanaan gadget berlebihan berisiko menyebabkan keterlambatan bicara karena hanya menyediakan komunikasi satu arah. Padahal, anak-anak sangat membutuhkan stimulasi dua arah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal.
“Gadget merupakan alat komunikasi satu arah, sedangkan anak-anak membutuhkan stimulasi dua arah,” kata Wahyu mengutip laman RSUD Tulungagung.
Namun di sisi lain, jika digunakan secara tepat, gadget juga dapat memberi manfaat, seperti membantu anak mengenal bahasa asing—terutama bahasa Inggris—dengan lebih cepat dan lancar.
Menurut rekomendasi IDAI bayi di bawah satu tahun tidak disarankan melakukan screen time, kecuali video call dengan pendampingan.
Lalu, pada anak 1-2 tahun maksimal screen time 1 jam/hari (lebih sedikit lebih baik).
Kemudian, pada anak 3-5 tahun maksimal 1 jam/hari, dengan konten edukatif dan pendampingan.
Lalu, anak 6 tahun ke atas maksimal 2 jam/hari, seimbangkan dengan aktivitas fisik.
Cegah Anak Kecanduan Gadget
Sebelum anak terlalu ‘lengket’ dan tidak bisa lepas dari gawai, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orangtua, yakni:
1. Membatasi waktu penggunaan gadget.
2. Tidak menggunakan kata “berikan” atau “kasih” gadget pada anak, tetapi gunakan isitilah “meminjamkan” agar anak-anak dapat dilakukan pengawasan.
3. Mengaktifkan aplikasi kontrol orangtua ketika anak-anak bermain gadget
4. Monitoring serta dampingi anak. Pastikan saat memegang gadget tidak bermain di kamar.
Ayu mengatakan bahwa sebenarnya ada banyak aktivitas pengganti gadget yang dapat dilakukan adalah bermain di luar, aktivitas fisik, dan melibatkan seluruh anggota keluarga.