ONLINE177 – India Laporkan 6 Kematian Akibat COVID-19 dalam Sehari, 2 Kasus Muncul di Kalimantan Timur

Perpustakaan Nasional

Liputan6.com, Jakarta – India kembali mencatat lonjakan kasus COVID-19. Pada Minggu, 8 Juni 2025, negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia ini melaporkan 6.133 kasus aktif COVID-19. Dalam 48 jam terakhir, terjadi penambahan 769 kasus baru. 

Meski sebagian besar kasus COVID-19 tergolong ringan, jumlah kematian tetap menjadi perhatian, dengan 6 kematian dilaporkan dalam 24 jam terakhir, sehingga total korban meninggal sepanjang 2025 mencapai 65 orang. 

Peningkatan ini mendorong pemerintah India untuk segera bertindak. Direktur Jenderal Kesehatan India memimpin langsung rapat darurat untuk menyusun respons nasional. 

Hasilnya, India kini menjalankan lima langkah strategis guna mengantisipasi lonjakan kasus yang lebih besar. 

“Langkah-langkah yang diambil India cukup komprehensif, mulai dari pelatihan kesiapsiagaan hingga penguatan surveilans penyakit,” ujar Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas YARSI sekaligus mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018–2020, Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 10 Juni 2025. 


2 dari 4 halaman

Lima Langkah Tanggap Darurat India

1. Simulasi Kesiapsiagaan (Mock Drills)

Pemerintah India menggelar latihan simulasi di berbagai fasilitas kesehatan untuk memastikan kesiapan menghadapi kemungkinan lonjakan pasien.

2. Instruksi Ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Pemerintah pusat menginstruksikan seluruh negara bagian agar menjamin ketersediaan oksigen, tempat tidur isolasi, ventilator, dan obat esensial.

3. Penguatan Surveilans Terpadu

Pemerintah memperkuat sistem pemantauan lewat Integrated Disease Surveillance Programme (IDSP).

Fokus pemantauan diarahkan pada dua kategori: Influenza-Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Illness (SARI).

4. Tes COVID-19 untuk Pasien SARI dan 5% Pasien ILI

Pemeriksaan COVID-19 kini diwajibkan bagi semua pasien rawat inap dengan gejala SARI dan sampel 5% dari kasus ILI.

5. Whole Genome Sequencing (WGS)

Semua hasil positif COVID-19 dari pasien SARI akan dikirimkan untuk pemeriksaan lanjutan melalui jaringan laboratorium milik Indian Council of Medical Research (ICMR).

“Saya pernah beberapa kali mengunjungi ICMR ketika bertugas di New Delhi. Mereka memiliki jaringan laboratorium yang kuat dan berpengalaman dalam menghadapi pandemi,” tambah Prof Tjandra.

3 dari 4 halaman

Dua Kasus Positif COVID-19 di Kalimantan Timur

Sementara itu, di Indonesia, tanda-tanda kemunculan kembali COVID-19 mulai terlihat. 

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, Kalimantan Timur, mengonfirmasi tengah merawat dua pasien COVID-19 di ruang isolasi. 

Keduanya dinyatakan positif berdasarkan hasil swab antigen dan kini dalam pemantauan intensif. 

Kepala Humas RSUD AWS, Arysia Andhini, menjelaskan, sampel dari kedua pasien tersebut telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan di Banjarbaru untuk dilakukan pengujian PCR. 

Hal ini bertujuan memastikan apakah pasien terpapar varian baru COVID-19 atau tidak. 

“Varian baru COVID-19 yang beredar saat ini umumnya tidak menyebabkan kematian,” kata Arysia seperti dikutip dari Antara. 

Menurutnya, hasil swab antigen positif pada kedua pasien diduga dipengaruhi oleh penyakit bawaan yang mereka miliki, yaitu diabetes melitus dan gangguan paru-paru. 

Kondisi komorbid ini meningkatkan kerentanan terhadap infeksi virus, termasuk COVID-19. 

Kedua pasien diketahui merupakan warga Kalimantan Timur dan tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar kota maupun ke luar negeri. 

Saat ini mereka dirawat di ruang isolasi RSUD AWS karena membutuhkan perawatan medis akibat penyakit penyerta yang cukup serius. 

“Mereka tidak memiliki riwayat bepergian ke luar daerah, sehingga kemungkinan penularan terjadi secara lokal,” ujar Arysia.

4 dari 4 halaman

Kemenkes Memfasilitasi Pengambilan Sampel 2 Kasus COVID-19 

RSUD AWS telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dan melaporkan kasus ini ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Kemenkes juga telah memfasilitasi pengambilan sampel lanjutan untuk deteksi varian COVID-19 terbaru yang mungkin menginfeksi pasien. 

Meski demikian, Arysia menekankan bahwa masyarakat tidak perlu panik. Ia mengimbau warga, khususnya di Kota Samarinda, untuk tetap tenang dan menerapkan pola hidup sehat. 

“Penting untuk terus menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan masker saat mengalami gejala flu dan batuk,” pesannya. 

Menurut Prof Tjandra, Indonesia perlu segera melakukan pemantauan yang ketat terhadap perkembangan kasus ini. 

“Kita serahkan pada Kementerian Kesehatan apakah akan atau sudah melakukan lima hal seperti yang dilakukan India, atau mungkin ada strategi lain yang lebih sesuai dengan situasi kita,” ujar mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes RI periode 2009–2014 tersebut.

Kehadiran kasus baru, baik di India maupun Indonesia, menunjukkan pentingnya sistem deteksi dini dan respon cepat terhadap penyakit menular. 

Di tengah pelonggaran berbagai kebijakan protokol kesehatan, kewaspadaan terhadap gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas masih perlu ditingkatkan. 

“Surveilans penyakit berbasis gejala seperti ILI dan SARI sangat penting untuk mendeteksi lonjakan secara cepat sebelum terlambat,” tutup Prof Tjandra.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *