Liputan6.com, Jakarta – Setiap tanggal 5 Mei, dunia memperingati Hari Bidan Internasional sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi bidan dalam menjaga Kesehatan ibu dan anak. Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Midwives Critical in Every Crisis”, atau jika diterjemahkan menjadi “Bidan: Kunci dalam Setiap Krisis”. Tema tersebut menyoroti peran penting bidan dalam setiap situasi darurat dan tantangan global.
Peran Strategis Bidan di Tengah Krisis
Mengutip laman UNFPA, dalam berbagai krisis, seperti konflik, bencana alam, dan pandemi, bidan sering kali menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan kesehatan reproduksi. Mereka menyediakan perawatan yang menyelamatkan jiwa bagi ibu hamil dan bayi baru lahir, bahkan di daerah terpencil dan berisiko tinggi.
Bidan juga berperan dalam memberikan layanan kontrasepsi, pemeriksaan prenatal, dan penanganan obstetri darurat. Namun, mereka sering kali bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tantangan besar dalam menjalankan tugasnya.
Kekurangan Tenaga Bidan
Meski demikian, jumlah bidan di dunia dinilai masih belum mencukupi. Laman UNFPA mencatat, dunia masih kekurangan sekitar 1 juta bidan. Kekurangan ini diperparah oleh pemotongan dana bantuan kemanusiaan dan pembangunan, infrastruktur yang tidak memadai, serta kondisi kerja yang kurang mendukung.
Situasi ini menghambat upaya untuk menyediakan layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, terutama di negara-negara berkembang.
Hal ini juga diakui oleh Direktur Regional WHO untuk Afrika Dr Chikwe Ihekweazu.
“Masih banyak bidan yang bekerja tanpa peralatan, gaji, perlindungan, atau peluang yang memadai untuk maju,” tulis Ihekweazu pada laman WHO, bertepatan dengan perayaan Hari Bidan Internasional , Senin (5/5).
Inisiatif Midwifery Accelerator
Untuk mengatasi tantangan tersebut, UNFPA dan WHO bersama mitra global meluncurkan inisiatif Midwifery Accelerator. Program ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan bidan, meningkatkan kepemimpinan, dan memperluas distribusi bidan di lebih dari 125 negara. Dengan investasi yang tepat, diharapkan dapat mengurangi kematian ibu dan bayi yang dapat dicegah.
“Ketika bidan dilatih, dihormati, dan diberdayakan, sistem Kesehatan tumbuh lebih kuat, dan setiap ibu dan anak memiliki kesempatan hidup yang lebih baik,” demikian pesan Ihekweazu.
Sejarah Hari Bidan Internasional
Hari Bidan Internasional pertama kali dirayakan pada tanggal 5 Mei 1992, dan sejak saat itu telah diperingati di lebih dari 50 negara di seluruh dunia.
Konsep untuk memperingati dan menghormati bidan muncul dari konferensi Konfederasi Bidan Internasional (ICM) tahun 1987 di Belanda.
Setiap tahun, ICM membuat tema kampanye untuk menyerukan tindakan agar terlibat dan menyoroti kebidanan di seluruh dunia. Pada tanggal 5 Mei, ICM meminta dunia untuk fokus pada peran bidan dan kebidanan.