ONLINE177 – Menkes Budi Ungkap Alasan Dokter Spesialis Biasanya Anak Orang Kaya

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat di Istana Kepresidenan bahas pelaksanaan program pemeriksaan kesehatan gratis (Foto: Dok Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyinggung tentang kebanyakan dokter spesialis di Indonesia berasal dari keluarga kaya.

Hal tersebut lantaran sistem pendidikan kedokteran saat ini mengharuskan calon dokter spesialis untuk berhenti bekerja, sehingga tidak semua orang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan tersebut.

Padahal, kebanyakan dokter yang ingin melanjutkan jenjang spesialis sudah berkeluarga termasuk memiliki anak.

“Mereka tuh, umumnya sudah berkeluarga, sudah bekerja sebagai dokter, udah ada income. (Tapi) Kemudian kalau mau jadi spesialis mesti dengan sistem pendidikan seperti sekarang (yang mana) harus melamar di fakultas kedokteran, belajar selama empat tahun tidak ada income,” kata Budi pada Selasa, 29 April 2025 saat rapat dengan Komisi IX DPR RI.

Akibatnya, dokter yang berasal dari latar belakang ekonomi biasa sering kali tidak melanjutkan pendidikan spesialis

“Itu menyebabkan kenapa dokter spesialis biasanya anak orang kaya,” kata Menkes Budi.

“Kalau bukan anak orang kaya, enggak mungkin bisa hidup,” lanjutnya.

Melihat realita tersebut, Budi mengungkapkan bahwa dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berbasis Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU) para calon dokter spesialis mendapatkan uang saku atau bantuan biaya hidup (BBH).

“Itu sebabnya sekarang, kalau mereka dari luar kota terus belajar, kita kasih. Enggak besar, ya paling enggak bisa ganjel hidup,” lanjutnya.

Lalu, pada program PPDS RSPPU, residen ini sebagai pekerja kontrak yakni dokter umum di rumah sakit tersebut.

 


2 dari 2 halaman

Besaran Bantuan Biaya Hidup

Seorang residen atau calon dokter spesialis yang melalui pendidikan RSPPU tidak membayar uang kuliah. Lalu, para residen tersebut mendapatkan BBH secara inkremental sesuai tahapan.

Besarnya BBH yakni

  • Tahap 1 (awal) Rp5 juta
  • Tahap 2 (madya) Rp7,5 juta
  • Tahap 3 (mandiri) Rp10 juta.

Setelah lulus peserta didik langsung didayagunakan di daerah penempatan yang dipilih

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *