Liputan6.com, Jakarta Hari Seni Sedunia jatuh setiap 15 April atau tepat hari ini. Menilik sejarahnya, Hari Seni Sedunia dideklarasikan pada 15 April di Sidang Umum Asosiasi Seni Internasional.
Perayaan pertama diadakan pada tahun 2012. Tanggal tersebut dipilih untuk menghormati hari lahir Leonardo da Vinci seorang pelukis terkenal dari Italia.
“Da Vinci melambangkan toleransi, perdamaian dunia, kebebasan berekspresi, dan multikulturalisme,” mengutip National Today, Selasa (15/4/2025).
Hari Seni Sedunia pertama didukung oleh semua komite nasional Asosiasi Seni Internasional (I.A.A.). Ada 150 seniman dari seluruh dunia untuk memastikan inklusivitas. Ada konferensi dan jam khusus di museum. Pameran seni luar ruangan diadakan untuk memamerkan lukisan, cetakan, patung, video, dan banyak lagi.
Seni hadir dalam berbagai bentuk dan kategori. Seni dapat berupa arsitektur, musik, lukisan, seni pahat, tari, atau sastra. Sinema juga dianggap sebagai seni. Ini adalah cara bagi orang untuk mengekspresikan diri melalui kreativitas.
Seni juga memiliki kaitan dengan kesehatan hingga ada yang disebut sebagai terapi seni atau art therapy.
Menurut American Art Therapy Association, terapi seni adalah terapi kesehatan mental yang memperkaya kehidupan individu, keluarga, dan komunitas melalui pembuatan karya seni secara aktif, proses kreatif, teori psikologi terapan, dan pengalaman manusia dalam hubungan psikoterapi.
Terutama ketika orang sedang berjuang, menghadapi tantangan atau bahkan krisis kesehatan, ketika kata-kata atau bahasa mereka sendiri tidak lagi mampu membantu mereka.
“Seni visual membantu memberikan pilihan kembali kepada pasien yang telah kehilangan kemampuan untuk membuat banyak pilihan dalam perawatan mereka dan memberdayakan pasien untuk membuat keputusan dalam seni, melakukan hal-hal dalam seni, mengamati hal-hal dalam seni, penting bagi kemampuan mereka untuk mengatasi keadaan mereka,” kata Valerie Hanks, ATR-P, terapis seni di Rumah Sakit UAB dan Rumah Sakit Anak Alabama mengutip laman American Art Therapy Association, Selasa (15/4/2025).
Menurut survey pada 181 ribu mahasiswa di 33 kampus besar di AS, 1 dari 4 mengalami kekerasan seksual di kampus. Tak sedikit penyintas memilih terapi seni untuk menghadapi trauma. Dua penyintas di Virginia mendirikan perusahaan perhiasan yang membant…
Terapi Seni, Lampaui Kata-Kata dan Bahasa
Selama masa-masa sulit ini, seorang terapis seni dapat membantu klien mengekspresikan diri mereka dengan cara-cara yang melampaui kata-kata atau bahasa.
Para terapis seni terlatih dalam teori seni dan psikologi dan dapat membantu klien mengintegrasikan isyarat nonverbal dan metafora yang sering diungkapkan melalui proses kreatif.
Terapis seni bekerja dengan individu dari segala usia, termasuk anak-anak yang mengalami tantangan perilaku atau mereka yang memiliki Gangguan Spektrum Autisme. Mereka membantu orang-orang seperti:
- Pasien yang mengalami krisis kesehatan;
- korban kekerasan atau trauma lainnya—termasuk anggota dinas militer dan siswa yang selamat dari penembakan massal;
- orang dewasa yang lebih tua dengan demensia; dan
- siapa pun yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi tantangan hidup.
Redakan Kecemasan dan Depresi
Terapi seni sangat efektif selama masa krisis, perubahan keadaan, trauma, dan kesedihan.
Menurut penelitian, terapi seni membantu orang merasa lebih mampu mengendalikan hidup mereka sendiri, dan membantu meredakan kecemasan dan depresi. Termasuk di antara pasien kanker, pasien tuberkulosis yang diisolasi, dan veteran militer dengan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Selain itu, terapi seni membantu mengelola rasa sakit dengan mengalihkan fokus mental dari stimulus yang menyakitkan.
Ekspresikan Diri Sepenuhnya
Hari Seni Sedunia adalah pengingat untuk membantu orang-orang menyadari keindahan di sekitar mereka.
Hari ini mengingatkan orang-orang untuk mengekspresikan diri mereka sepenuhnya.
“Kita semua penuh dengan emosi dan harus diizinkan untuk menunjukkannya tanpa rasa takut. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pengembangan seni yang berkelanjutan. Dengan dukungan yang cukup, para seniman dapat terus menggambarkan keindahan.”
… Selengkapnya