ONLINE177 – Cara Mendukung Anak Fatherless agar Tumbuh Tangguh dan Percaya Diri

Tanda-Tanda Perilaku Anak Fatherless (photo by freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Anak yang tumbuh tanpa figur ayah (fatherless) kerap menghadapi tantangan dalam membentuk rasa percaya diri, keamanan emosional, hingga identitas diri. Jika ini terjadi masih ada upaya yang bisa dilakukan agar ia lebih percaya diri dan tangguh.

Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc., Ph.D., menekankan pentingnya peran lingkungan dalam membantu anak fatherless mengembangkan ketangguhan dan kepercayaan diri.

“Dalam hal ini, seseorang dengan emosi yang stabil dapat membantu anak fatherless dalam memperkuat resiliensi,” ujar Diana mengutip dari laman UGM, Kamis, 3 Juli 2025.

Diana mengatakan anak yang kehilangan sosok peran ayah perlu dikelilingi oleh orang-orang yang memberikan rasa aman. Lalu, ia berada di lingkungan yang stabil secara emosional baik itu keluarga dan teman,dapat memberi rasa aman yang sebelumnya mungkin hilang akibat absennya figur ayah.

 

 


2 dari 3 halaman

Berharga dan Layak Dicintai

Diana juga menyarankan agar orang dewasa di sekitar anak menjalin hubungan yang sehat dan penuh kasih dengan mereka. Ini bukan soal menggantikan sosok ayah, melainkan menciptakan ruang aman bagi anak untuk tumbuh dan memproses emosinya.

“Mereka harus bersama orang-orang yang meyakinkan bahwa ia berharga dan layak untuk dicintai,” jelasnya.

Cinta dan kasih sayang tanpa syarat dari orang terdekat menjadi pondasi penting dalam membangun keyakinan diri anak. Ketika anak merasa diterima dan dihargai apa adanya, mereka akan lebih mudah membentuk self-worth yang kuat dan tumbuh menjadi pribadi yang resilien di tengah berbagai tantangan hidup.

3 dari 3 halaman

Anak Fatherless Rentan jadi Korban Kekerasan Seksual

Anak yang kehilang peran ayah mengalami kesulitan dalam penghargaan diri dan regulasi emosi. Diana juga menyebutkan bahwa anak-anak yang kehilangan figur ayah rentan menjadi korban kekerasan seksual.

“Mereka tidak memiliki sosok yang menjadi sandaran sehingga mereka mencari rasa kasih dan sayang dari orang lain yang tidak aman dan bisa berbahaya bagi dirinya,”ujarnya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *