ONLINE177 – Mendengkur Saat Tidur, Apa Penyebab Sebenarnya?

Ilustrasi Mendengkur

Liputan6.com, Jakarta – Mendengkur saat tidur kerap dianggap hal biasa—bahkan kadang jadi bahan lelucon di rumah. Tapi, tahukah Anda bahwa kebiasaan mendengkur bisa menjadi tanda gangguan tidur serius bernama sleep apnea? Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak besar terhadap kesehatan jantung, otak, bahkan kehidupan sehari-hari Anda.

Sleep apnea bukan sekadar gangguan tidur. Ini adalah kondisi saat saluran napas menyempit atau tertutup sebagian saat tidur, membuat tubuh kekurangan oksigen.

Hasilnya? Otak memaksa tubuh untuk ‘terbangun’ secara singkat agar bisa bernapas kembali. Proses ini terjadi berulang kali sepanjang malam, mengganggu tidur tanpa kita sadari.

Otak Kekurangan Oksigen Saat Tidur

Menurut Terri E. Weaver, Ph.D., R.N., dekan emerita dari College of Nursing di University of Illinois, sleep apnea terjadi karena berbagai faktor—dari bentuk anatomi, penumpukan lemak di leher, hingga masalah sistem saraf yang memengaruhi otot saluran napas.

“Ketika saluran napas tertutup, otak menyadari bahwa ia tidak mendapat cukup oksigen. Rendahnya kadar oksigen ini membangunkan Anda secara singkat ke tahap tidur yang lebih ringan, sehingga Anda tidak bisa tidur nyenyak,” jelas Weaver.

Masalahnya, kebanyakan orang tidak sadar telah “terbangun” berkali-kali saat tidur. Tubuh kembali tertidur segera setelah aliran oksigen normal. Namun gangguan ini berulang setiap malam, bahkan bisa terjadi lebih dari 30 kali dalam satu jam pada kasus sleep apnea berat.

Akibatnya, tubuh terus kekurangan oksigen dan tidak pernah benar-benar beristirahat. Dalam jangka panjang, sleep apnea meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, diabetes, demensia, beberapa jenis kanker, dan bahkan kecelakaan karena kantuk di siang hari.

 


2 dari 4 halaman

Mendengkur Bukan Satu-Satunya Tanda

Banyak orang baru menyadari gejalanya setelah diberi tahu pasangan tidur. Tapi, menurut Dr. Gracie Pien, profesor kedokteran di Universitas Pennsylvania, mendengkur hanyalah salah satu dari sekian banyak gejala sleep apnea.

“Selain mendengkur, gejala lain termasuk mendengus, terbangun dengan mulut kering, sakit kepala pagi hari, sulit fokus, kantuk berlebihan di siang hari, hingga merasa cemas atau depresi,” kata Dr. Pien.

Menariknya, tidak semua penderita sleep apnea mendengkur. Jadi jika Anda merasa cukup tidur tapi tetap lelah atau mudah marah keesokan harinya, bisa jadi sleep apnea adalah penyebabnya.

Meski pria lebih berisiko, wanita juga tidak luput—terutama setelah menopause. Faktor lain seperti hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), ukuran amandel besar, atau kelainan struktur rahang juga meningkatkan kemungkinan mengalami sleep apnea.

 

3 dari 4 halaman

Ada Solusi Efektif, Jangan Diam Saja

Jika mencurigai diri Anda mengalami sleep apnea, jangan ragu berkonsultasi ke dokter. Beberapa dokter umum bisa membantu mendiagnosis, tapi Anda mungkin dirujuk ke spesialis untuk menjalani tes tidur (sleep study) sebagai konfirmasi.

Perawatan paling umum adalah dengan mesin CPAP (continuous positive airway pressure), yaitu alat yang mengalirkan udara melalui masker ke hidung atau mulut saat tidur.

“CPAP sangat efektif dan bekerja paling baik bila digunakan setiap malam,” jelas Dr. Laura Gross dari Stanford Health Care.

“Mesin ini membantu menjaga saluran napas tetap terbuka sepanjang malam.”

Untuk kasus ringan, pilihan lain adalah alat gigi khusus seperti retainer yang membantu membuka saluran napas. Dokter akan merekomendasikan jenis perawatan yang sesuai tergantung kondisi pasien.

Dr. Gross juga menyarankan untuk bergabung dalam komunitas atau kelompok dukungan, di mana penderita sleep apnea bisa saling berbagi pengalaman, trik, dan solusi praktis dalam menjalani terapi.

 

4 dari 4 halaman

Jangan Abaikan Tidur Anda

 

Mendengkur bukan hanya soal suara bising di malam hari. Ini bisa jadi alarm tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Sleep apnea mungkin tersembunyi, tapi dampaknya bisa sangat nyata. Jika Anda, pasangan, atau anggota keluarga menunjukkan gejala yang mencurigakan, jangan tunda untuk mencari pertolongan medis.

Karena kualitas tidur yang baik bukan sekadar membuat kita segar di pagi hari—tapi juga menyelamatkan hidup.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *