ONLINE177 – Waspada! Kebiasaan Ini Bisa Jadi Pintu Masuk Virus HPV Penyebab Kanker Serviks

Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG(K)-Onk (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta – Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di Indonesia. Penyebab utamanya adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV), virus yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka mikro pada area serviks.

Ironisnya, banyak perempuan belum menyadari bahwa sejumlah kebiasaan sehari-hari justru bisa membuka jalan bagi virus ini untuk menginfeksi.

“Padahal, jika tidak dicegah, infeksi HPV berisiko berkembang menjadi kanker serviks,” kata Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG(K)-Onk, dalam diskusi media ‘POGI Rilis Rekomendasi Vaksinasi HPV bagi Wanita Pra-Nikah dan Pascapersalinan’ pada Selasa, 24 Juni 2025.

Prof. Yudi menjelaskan bahwa menjaga kebersihan organ intim dan menjauhi perilaku berisiko merupakan kunci utama dalam pencegahan kanker serviks.

“Mulut rahim yang sehat itu halus dan tidak ada luka. Tapi begitu ada luka, itu pintu masuk yang sangat baik untuk virus HPV,” ujar Prof. Yudi.

Berikut ini beberapa kebiasaan yang tanpa disadari bisa memudahkan masuknya virus HPV ke dalam tubuh dan meningkatkan risiko kanker serviks.

 


2 dari 7 halaman

1. Seksual di Usia Dini Tingkatkan Risiko

Salah satu kebiasaan yang paling berisiko adalah melakukan hubungan seksual di usia muda. Semakin dini seorang perempuan aktif secara seksual, semakin tinggi peluang terinfeksi HPV.

Risiko ini meningkat apabila hubungan dilakukan sebelum menikah atau dengan pasangan yang tidak tetap, karena membuka peluang penularan penyakit menular seksual, termasuk HPV.

 

3 dari 7 halaman

2. Merokok

Kebiasaan merokok juga menjadi faktor yang signifikan dalam meningkatkan risiko kanker serviks.

Zat kimia dalam rokok seperti nikotin dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan merusak sel-sel sehat pada serviks.

“Wanita perokok lebih berisiko. Merokok mempercepat kerusakan sel di mulut rahim dan menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi HPV,” jelas Prof. Yudi.

 

4 dari 7 halaman

3. Kebersihan Area Kewanitaan Kurang Terjaga

Kebersihan organ intim yang buruk juga membuka peluang infeksi. Salah satu contohnya adalah keputihan yang tidak ditangani dengan tepat.

Infeksi oleh mikroorganisme lain dapat menyebabkan luka pada serviks, yang kemudian menjadi pintu masuk bagi virus HPV.

“Keputihan itu disebabkan mikroorganisme lain, bukan virus HPV, tapi mereka bisa melukai bibir rahim. Saat ada luka, virus mudah masuk,” ujar Prof. Yudi.

Membersihkan area kewanitaan dengan benar serta menggunakan pakaian dalam yang bersih dan kering sangat dianjurkan untuk mencegah infeksi sekunder.

 

5 dari 7 halaman

4. Tidak Melakukan Deteksi Dini

Deteksi dini merupakan langkah penting untuk mencegah kanker serviks berkembang lebih lanjut.

Pemeriksaan seperti Pap Smear atau tes IVA perlu dilakukan secara berkala, terutama bagi perempuan yang sudah menikah atau pernah aktif secara seksual.

Prof. Yudi menyarankan agar pemeriksaan dilakukan minimal satu kali dalam setahun.

 

6 dari 7 halaman

5. Tidak Mendapatkan Vaksinasi HPV

Vaksin HPV adalah perlindungan efektif terhadap kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan membentuk antibodi spesifik dalam tubuh yang akan melawan infeksi HPV.

“Vaksin bisa melindungi tubuh dari perubahan sel akibat HPV. Walaupun virus sudah masuk, tubuh punya antibodi yang bisa mencegahnya jadi kanker,” kata Prof. Yudi.

Beberapa jenis HPV memiliki tingkat onkogenik tinggi (pemicu kanker), seperti HPV tipe 16 dan 18 yang paling banyak ditemukan di dunia. Di Indonesia, HPV tipe 52 dan 58 juga cukup umum.

 

7 dari 7 halaman

6. Gonta-ganti Pasangan Seksual

Kebiasaan berganti pasangan seksual sangat meningkatkan risiko tertular HPV. Setiap kontak seksual membuka peluang penularan, terlebih jika tidak menggunakan kondom.

Meski kondom bisa mengurangi risiko, HPV tetap dapat menular melalui kontak kulit di area genital.

Prof. Yudi menegaskan bahwa kanker serviks bisa dicegah melalui perubahan gaya hidup dan tindakan pencegahan yang tepat.

“Delapan dari sepuluh wanita bisa terinfeksi HPV. Tapi kalau sudah divaksin dan menjaga diri, risiko terkena kanker serviks bisa ditekan,” pungkas Prof. Yudi.

Mulailah dengan menjaga kebersihan, hindari perilaku seksual berisiko, lakukan pemeriksaan rutin, dan jangan ragu untuk mendapatkan vaksinasi HPV.

“Dengan langkah-langkah ini, risiko kanker serviks dapat ditekan secara signifikan,” ujarnya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *