ONLINE177 – Cegah Kanker Serviks dengan Mengenali Ciri Mulut Rahim yang Sehat

Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG(K) (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta – Ciri mulut rahim yang sehat meliputi permukaan yang halus, tidak terdapat luka, tidak mengalami peradangan, serta bebas dari keputihan berlebihan.

Kondisi ini sangat penting karena menjadi pertahanan utama tubuh perempuan terhadap infeksi Human Papillomavirus (HPV), biang kerok penyebab kanker serviks.

Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG(K) menegaskan bahwa luka sekecil apa pun pada leher rahim dapat membuka jalan masuk bagi virus penyebab kanker.

“Mulut rahim yang sehat itu mulus, tidak ada luka. Tapi begitu ada luka, itu menjadi pintu masuk yang sangat baik bagi virus HPV,” ujar Prof. Yudi dalam sebuah diskusi media belum lama ini.

Luka di mulut rahim sering kali tidak disadari, tapi bisa muncul akibat infeksi lain seperti keputihan yang berkepanjangan. Mikroorganisme penyebab keputihan dapat menyebabkan iritasi dan luka pada serviks.

 


2 dari 4 halaman

Waspadai Faktor Risiko Lainnya

Ketika sudah terluka, virus HPV lebih mudah masuk dan memicu perubahan sel yang berujung pada kanker serviks.

“Maksudnya begini, keputihan itu disebabkan oleh mikro-organisme yang membuat bibir rahim jadi luka. Saat ada luka, virus masuk dengan mudah,” jelas Prof. Yudi.

Karena itu, menjaga kebersihan area kewanitaan menjadi langkah penting dalam pencegahan kanker serviks.

Selain kondisi mulut rahim, ada beberapa faktor risiko kanker serviks yang perlu diwaspadai:

1. Melakukan Hubungan Seksual di Usia Dini

Perempuan yang mulai aktif secara seksual di usia muda memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus HPV, penyebab utama kanker serviks.

“Makin dini seorang wanita melakukan hubungan seksual, makin besar kemungkinan virus masuk ke dalam mulut rahim,” kata Prof. Yudi.

Saat berhubungan seksual, virus HPV bisa masuk ke mulut rahim melalui alat kelamin pria. Mulut rahim berada di bagian dalam organ kewanitaan dan menjadi pintu masuk utama virus.

“Yang lebih celakanya lagi, belum menikah tapi sudah melakukan hubungan seksual,” tambah Prof. Yudi. Hal ini mempercepat paparan HPV, apalagi jika dilakukan tanpa perlindungan. 

“Intinya, makin dini, makin cepat risiko infeksinya,” ujarnya.

2. Merokok

Selain itu, kebiasaan merokok pada wanita juga menjadi faktor risiko penting. Rokok mengandung zat karsinogenik yang memperlemah sistem imun dan memicu perubahan sel di area serviks.

“Wanita merokok itu risikonya banyak, salah satunya untuk terkena kanker serviks,” kata dia.

3. Jangan Gonta Ganti Pasangan

Prof. Yudi juga mengingatkan pentingnya tidak berganti-ganti pasangan seksual. Namun, dia menegaskan bahwa setia pada satu pasangan pun tidak sepenuhnya menghilangkan risiko terinfeksi HPV.

“Jangan merasa aman hanya karena tidak pernah berganti-ganti pasangan. Tetap ada risiko,” ujar Prof. Yudi.

Dia menambahkan bahwa virus HPV tetap bisa masuk ke dalam tubuh meskipun hubungan dilakukan dengan pasangan yang setia. Oleh karena itu, kewaspadaan tetap diperlukan.

“Walaupun pasangan setia, risiko HPV tetap ada. Jadi artinya apa? Hati-hati,” katanya.

 

 

 

3 dari 4 halaman

8 dari 10 Perempuan Terinfeksi HPV Penyebab Kanker Serviks

HPV atau Human Papillomavirus adalah virus yang menular melalui hubungan seksual dan menjadi penyebab utama kanker serviks.

Virus ini memiliki banyak tipe. Di antara semuanya, tipe 16 dan 18 merupakan yang paling berisiko menyebabkan kanker.

Di Indonesia, tipe 52 dan 58 juga sering ditemukan pada kasus kanker serviks.

“Virus HPV itu banyak jenisnya. Ada yang menyebabkan kanker, dan ada juga yang menyebabkan kutil kelamin seperti tipe 6 dan 11,” kata Prof. Yudi.

Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 84,6 persen perempuan yang diperiksa terinfeksi HPV, baik tipe risiko rendah maupun tinggi.

Bahkan, menurut Prof. Yudi, 8 dari 10 perempuan diperkirakan akan terinfeksi HPV setidaknya sekali dalam hidupnya.

4 dari 4 halaman

Vaksinasi dan Deteksi Dini adalah Kunci Pencegahan

Meski seseorang sudah terpapar HPV, vaksinasi tetap dibutuhkan. Vaksin membantu membentuk antibodi spesifik yang melindungi tubuh dari perubahan sel akibat infeksi virus.

Vaksinasi HPV paling efektif diberikan sebelum perempuan aktif secara seksual, tapi tetap bermanfaat bagi mereka yang sudah pernah terpapar virus.

“Walaupun virus sudah masuk, vaksin tetap penting karena tubuh membentuk antibodi yang bisa mencegah perubahan sel menjadi kanker,” ujar Prof. Yudi.

Selain vaksin, pemeriksaan rutin seperti Pap smear atau tes HPV DNA sangat dianjurkan. Tes ini memungkinkan deteksi dini terhadap perubahan sel di serviks, sehingga pengobatan bisa dilakukan sebelum sel berkembang menjadi kanker.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *