ONLINE177 – Gwada Negatif, Golongan Darah Super Langka Temuan Ilmuwan Prancis

Ilustrasi Golongan Darah

Liputan6.com, Jakarta – Selama ini kita mengenal golongan darah A, B, AB, dan O—masing-masing dengan versi positif dan negatif. Namun kini, dunia medis dikejutkan dengan temuan tipe golongan darah baru yang sangat langka dan belum pernah diidentifikasi sebelumnya: Gwada Negatif.

Penemuan ini menambah daftar sistem golongan darah manusia menjadi 48, menandai babak baru dalam dunia transfusi dan kedokteran. Golongan darah ini ditemukan setelah proses penelitian selama hampir 15 tahun oleh para ilmuwan di French Blood Establishment (EFS).

Kasus Unik dari Guadeloupe

Awal kisah bermula pada tahun 2011, saat seorang wanita berusia 54 tahun asal Guadeloupe—sebuah gugus pulau di Karibia yang dikuasai Prancis—menjalani pemeriksaan medis rutin sebelum operasi di Paris. Saat itu, dokter menemukan antibodi aneh dalam darahnya yang tak cocok dengan sistem golongan darah yang sudah dikenal. Karena keterbatasan teknologi, kasus itu belum bisa ditindaklanjuti lebih jauh.

Delapan tahun kemudian, pada 2019, tim peneliti EFS kembali meninjau kasus tersebut. Mereka meminta sampel darah tambahan dan melakukan pengurutan seluruh genom wanita tersebut. Hasilnya mencengangkan: wanita itu ternyata memiliki mutasi genetik langka yang diturunkan dari kedua orangtuanya, menghasilkan tipe golongan darah yang benar-benar baru.

“Ia adalah satu-satunya orang di dunia yang cocok dengan dirinya sendiri,” ujar Thierry Peyrard, ahli biologi EFS kepada Agence France-Presse (AFP).

Golongan darah ini kemudian diberi nama “Gwada Negatif”, merujuk pada pelafalan fonetik dari Guadeloupe. Nama ini disebut cocok diucapkan dalam berbagai bahasa dan langsung populer di kalangan ilmuwan darah.

 


2 dari 4 halaman

Mengapa Penting?

Penemuan golongan darah baru ini tidak hanya menjadi pencapaian ilmiah, tetapi juga berdampak nyata pada dunia medis. Dalam unggahan resminya, EFS menyebut bahwa “Menemukan golongan darah baru berarti membuka peluang perawatan yang lebih tepat dan aman bagi pasien dengan tipe darah langka.”

Transfusi darah yang aman sangat bergantung pada kecocokan golongan darah. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lebih dari 14 juta unit darah ditransfusikan setiap tahun di Amerika Serikat saja. Maka, mengenali dan memahami tipe-tipe darah baru sangat penting untuk keselamatan pasien.

 

3 dari 4 halaman

Sistem Golongan Darah: Lebih Kompleks dari yang Kita Kira

Sistem golongan darah manusia pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1901. Ia mengelompokkan darah menjadi A, B, dan O, dan beberapa tahun kemudian ditemukan golongan AB. Penemuannya berhasil memecahkan misteri kegagalan transfusi darah yang sebelumnya sering berujung fatal. Berkat kontribusinya, Landsteiner dianugerahi Nobel Kedokteran pada tahun 1930, dilansir MSN. 

Namun, seiring perkembangan teknologi dan pemahaman genetika, diketahui bahwa sistem ABO hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan kompleksitas golongan darah manusia. Golongan darah dibentuk oleh adanya atau tidaknya sedikitnya 366 jenis antigen di permukaan sel darah merah.

“Sedikit variasi pada antigen dapat membuat golongan darah menjadi sangat langka,” jelas laporan dari International Society of Blood Transfusion.

Kini, dengan hadirnya sistem PigZ—nama ilmiah dari sistem di mana Gwada Negatif berada—jumlah sistem golongan darah yang diakui secara ilmiah menjadi 48 sistem.

 

4 dari 4 halaman

Apakah Ada ‘Gwada’ Lain di Dunia?

Setelah temuan ini, para ilmuwan masih mencari tahu apakah ada individu lain yang juga memiliki mutasi serupa. Meski hingga kini wanita dari Guadeloupe itu adalah satu-satunya yang diketahui, penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk melacak kemungkinan keberadaan tipe darah ini di populasi lain.

“Penemuan ini membuka jalan untuk memperbaiki sistem klasifikasi darah dan meningkatkan keselamatan dalam transfusi,” ujar Thierry Peyrard.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *