ONLINE177 – Bukan Hanya Manusia, TB Pernah Ditemukan pada Singa Laut dan Kanguru

Prof Tjandra jelaskan kenapa Australia ketat soal TB, termasuk insiden rendah, pengawasan imigrasi, dan kasus langka TB pada hewan.

Liputan6.com, Jakarta – Tuberkulosis (TB) selama ini dikenal sebagai penyakit menular yang menyerang manusia. Namun, siapa sangka, hewan pun bisa terinfeksi TB. 

Di Australia, kasus TBC pernah ditemukan pada singa laut dan kanguru, meski sangat jarang terjadi.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI sekaligus Adjunct Professor di Griffith University, Brisbane, Australia, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengungkapkan, TB masih menjadi perhatian serius di Negeri Kanguru, bukan hanya untuk manusia, tetapi juga dalam konteks kesehatan hewan.

“Pada tahun 2021, publik Australia dihebohkan oleh laporan ilmiah tentang seekor singa laut yang meninggal karena tuberkulosis di Pulau Kanguru,” ujar Prof Tjandra dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 30 Mei 2025.

Penyebab TB pada manusia umumnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Namun, pada singa laut, TB disebabkan oleh spesies bakteri yang berbeda, yaitu Mycobacterium pinnipedii

Bakteri ini masih satu keluarga dengan penyebab TB pada manusia, dan bisa memicu infeksi serius pada mamalia laut.

Lebih lanjut, Prof Tjandra menjelaskan bahwa meskipun kasus TBC pada kanguru sangat jarang, laporan ilmiahnya sudah ada sejak lama.

“Laporan pertama TB pada kanguru bahkan tercatat sejak tahun 1928. Setelah itu juga pernah ada laporan di London,” ujarnya.

Meski demikian, hingga kini belum ada laporan resmi tentang kasus TBC aktif pada kanguru liar di Australia. Artinya, meskipun kemungkinan itu ada, risikonya masih tergolong rendah.


2 dari 4 halaman

Australia Waspada TB, Termasuk dari Pendatang

Australia termasuk salah satu negara dengan angka kasus TB terendah di dunia. Berdasarkan data yang diungkap Prof Tjandra, insiden TB di Australia hanya 5,5 kasus per 100 ribu penduduk.

Sebagai perbandingan, Indonesia masih mencatat lebih dari 300 kasus TB per 100 ribu penduduk. Pemerintah Indonesia menargetkan angka tersebut turun menjadi 65 per 100 ribu pada tahun 2030.

“Kalau target Indonesia tercapai, insidennya masih 10 kali lebih tinggi dari Australia saat ini,” kata Prof Tjandra.

Karena itu, Australia sangat ketat dalam hal pengawasan penyakit menular, termasuk TB. Warga asing yang masuk ke negara tersebut wajib menjawab pertanyaan terkait TB di formulir imigrasi.

“Saya sendiri mengalami pertanyaan tentang TB ketika mendarat di Bandara Brisbane,” kata Prof Tjandra yang saat ini mengajar di Griffith University.

Sebagian besar kasus TB di Australia justru ditemukan pada penduduk yang lahir di negara dengan insiden TB tinggi.

Untuk mengatasi hal ini, Australia memiliki sistem pelaporan wajib untuk setiap kasus TB yang terdeteksi, yakni melalui National Notifiable Diseases Surveillance System.

3 dari 4 halaman

Vaksin TB Tak Rutin Diberikan di Australia

Berbeda dengan Indonesia yang rutin memberikan vaksin BCG untuk mencegah TB, Australia hanya memberikan vaksin ini dalam kondisi tertentu, misalnya pada anak yang akan bepergian ke negara dengan risiko TB tinggi atau anak yang lahir di negara dengan insiden TB tinggi.

Upaya eliminasi TB terus dilakukan oleh pemerintah Australia lewat National Tuberculosis Advisory Committee (NTAC).

Salah satu fokus utama mereka adalah mencegah masuknya kasus baru dari luar negeri.

4 dari 4 halaman

Pentingnya Waspada terhadap TB pada Manusia dan Hewan

Kasus TB pada hewan seperti singa laut dan kanguru menunjukkan bahwa penyakit ini bisa menyebar lintas spesies, meski jarang terjadi. Dengan insiden TB manusia yang rendah dan pengawasan ketat, Australia berupaya mencegah masuknya kasus baru, termasuk yang berasal dari luar negeri.

“Badan pemerintah Australia ‘National Tuberculosis Advisory Committee (NTAC)’ sedang melakukan upaya maksimal untuk mengeliminasi TB dari Australia,” pungkas Prof Tjandra.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *