ONLINE177 – Hari Hipertensi Sedunia, Perhatikan 6 Hal Ini Sebelum Mengukur Tensi

Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah, darah tinggi

Liputan6.com, Jakarta – Hari Hipertensi Sedunia diperingati setiap tanggal 17 Mei, untuk meningkatkan kesadaran global tentang bahaya tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit yang seringkali tanpa gejala namun berdampak serius bagi kesehatan jantung.

Salah satu cara untuk memperingatinya bisa dilakukan dengan mulai rutin mengecek tensi. Namun, sebelum melakukannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti yang dibagikan oleh pendiri dan ketua KILO (KOMUNITAS INDONESIA LAWAN OSTEO-SARCOPENIA) dr Henry Suhendra, SpoT melalui kanal YouTube pribadinya.

“Penyakit yang paling mematikan di dunia kalau kita ambil dari data Amerika adalah penyakit kardiovaskular dan kanker. Dan ini kaitannya dengan hipertensi karena 50 persen penyebab serangan jantung dan stroke itu karena hipertensi,” ujar dr. Henry dalam kanal YouTube pribadinya, dikutip Sabtu (17/5). 

Ia pun menekankan bahwa hipertensi sebenarnya bisa dikendalikan, khususnya dengan memantau tensi secara rutin. Oleh karena itu hasil yang akurat sangat diperlukan ketika mengukur tensi.

“Seringkali pengukurannya itu tidak tepat,” ujarnya.

Agar pengukuran tekanan darah bisa akurat dan menjadi dasar diagnosis yang tepat, dr. Henry mengingatkan enam hal penting yang kerap diabaikan saat mengukur tensi:

1. Wajib Istirahat Sebelum Ditensi

Pengukuran tekanan darah tidak boleh dilakukan secara terburu-buru, apalagi setelah beraktivitas fisik, seperti berjalan.

“Harus ada rest period. Kita harus duduk diam lima sampai sepuluh menit dulu. Karena kalau baru beraktivitas, pasti tekanan darah kita naik,” jelasnya.

Dr. Henry menegaskan pentingnya in complete silence—tidak bicara, tidak main HP, dan tidak bergerak aktif selama masa istirahat tersebut.

 

 

 

 


2 dari 4 halaman

2. Cek Tensi di Kedua Lengan

Banyak yang tidak menyadari bahwa tensi bisa berbeda antara lengan kanan dan kiri. Oleh karena itu, idealnya tensi diperiksa di kedua sisi dan dibandingkan.

“Kalau perbedaannya di bawah 10 mmHg masih oke. Tapi kalau lebih dari 10 poin secara konsisten, sebaiknya konsultasi ke dokter jantung, karena bisa jadi ada kelainan pembuluh darah seperti stenosis,” paparnya.

3. Perhatikan Posisi Tubuh

Posisi tubuh saat pengukuran tensi sangat menentukan hasil.

“Harus ada sandaran punggung, tangan diletakkan di meja, kaki tidak boleh menyilang. Kalau kita menyilang kaki atau duduk tegang, otot bekerja dan itu bisa menaikkan tekanan darah,” jelasnya.

 

3 dari 4 halaman

4. Hindari Minum Kopi Sebelum Ditensi

Konsumsi kafein bisa memengaruhi hasil pengukuran.

“Dianjurkan 30 menit sebelum periksa, tidak minum kopi. Walau pada peminum kopi berat efeknya mungkin kecil, tapi tetap bisa memengaruhi, apalagi bagi yang jarang minum kopi,” ujarnya.

5. Jangan Menahan Buang Air Kecil

Hal sepele yang sering dilupakan adalah keinginan untuk buang air kecil. “Kalau ada keinginan kencing dan kita tahan, itu bisa merangsang sistem saraf simpatis dan menyebabkan tekanan darah naik. Jadi lebih baik ke toilet dulu sebelum periksa,” jelas dr. Henry.

 

4 dari 4 halaman

6. Gunakan Ukuran Cuff yang Tepat

Alat pengukur tensi atau sphygmomanometer memiliki berbagai ukuran cuff. Penggunaan ukuran yang tidak sesuai bisa menyebabkan hasil yang keliru.

“Ada ukuran pediatrik, medium, dan large. Ukuran lingkar lengan rata-rata pria dewasa sekitar 13 inch dan wanita 12 inch. Kalau cuff-nya kekecilan atau kebesaran, hasilnya bisa salah,” tambahnya.

Adapun waktu terbaik mengecek tensi menurut dr Henry adalah di pagi dan malam hari. 

 

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *