ONLINE177 – Cegah Cedera Saat Olahraga dan Cara Menanganinya Menurut Dokter

Ilustrasi cedera saat olahraga

Liputan6.com, Jakarta – Olahraga menjadi bagian penting dari gaya hidup sehat yang kini semakin digemari masyarakat. Namun, di balik semangat hidup aktif, risiko cedera olahraga kerap kali luput dari perhatian. Cedera seperti keseleo, otot tertarik, hingga robekan ligamen bisa dialami siapa saja, baik atlet profesional maupun pegiat olahraga rekreasional.

“Banyak orang menganggap remeh nyeri saat berolahraga dan memilih untuk terus melanjutkan aktivitas. Padahal, ini justru bisa memperburuk kondisi dan memperpanjang masa pemulihan,” jelas dr. Grace di Jakarta, Kamis (15/5). 

Jenis Cedera yang Sering Terjadi Saat Olahraga

Cedera olahraga bisa dialami siapa saja, dari pemula hingga profesional. Adapun beberapa jenis cedera yang umum terjadi antara lain:

  • Keseleo (sprain): Cedera pada ligamen akibat pergerakan mendadak atau posisi yang salah.
  • Otot tertarik (strain): Terjadi ketika otot dipaksa bekerja terlalu keras atau digunakan secara tidak tepat.
  • Cedera lutut: Umum pada pelari, pemain bola, atau basket. Bisa berupa peradangan, sobekan meniskus, hingga cedera ligamen.
  • Cedera pergelangan kaki dan bahu: Sering dialami saat melakukan gerakan cepat dan berulang.

 


2 dari 4 halaman

Penyebab Cedera Olahraga

Menurut dr. Grace, cedera olahraga kerap disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yakni:

  • Kurangnya pemanasan dan pendinginan
  • Teknik gerakan yang salah
  • Alat olahraga yang tidak sesuai
  • Kelelahan atau latihan berlebihan
  • Tidak memberi waktu yang cukup untuk pemulihan

“Olahraga yang aman dimulai dari kesadaran akan kondisi tubuh masing-masing dan pemahaman soal teknik serta risiko yang mungkin timbul,” tambahnya.

 

3 dari 4 halaman

Pertolongan Pertama: Prinsip R.I.C.E

Jika cedera ringan terjadi, penanganan awal sangat penting. Dr. Grace menyarankan metode R.I.C.E., yaitu:

  • Rest (Istirahat): Hentikan aktivitas agar cedera tidak memburuk.
  • Ice (Kompres Es): Tempelkan es selama 15–20 menit untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
  • Compression (Kompresi): Gunakan perban elastis untuk membatasi pembengkakan.
  • Elevation (Elevasi): Angkat bagian tubuh yang cedera untuk memperlancar aliran darah.

 

4 dari 4 halaman

Kapan Harus ke Dokter?

 

Jika nyeri tidak juga mereda, pembengkakan makin parah, atau bagian tubuh yang cedera sulit digerakkan, sebaiknya segera periksa ke dokter atau fisioterapis. Penanganan yang cepat dan tepat akan mencegah cedera menjadi kronis.

Dalam kesempatan tersebut, dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.K.O., Subsp.ALK(K) mengingatkan bahwa pencegahan cedera bukan hanya soal istirahat atau pemanasan. 

“Pencegahan cedera tidak hanya soal istirahat dan pemanasan. Ini melibatkan pendekatan menyeluruh, termasuk teknik latihan yang benar, asupan nutrisi, manajemen beban latihan, dan strategi pemulihan,” kata dr. Antonius.

 

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *