ONLINE177 – Diagnosis Malaria Berbasis AI, Peneliti Ungkap Hasil Menjanjikan

Diagnosis Malaria Berbasis AI, Peneliti Ungkap Hasil Menjanjikan

Liputan6.com, Jakarta – Kecerdasan artifisial alias AI kini dimanfaatkan dalam membantu diagnosis penyakit tropis seperti malaria.

Malaria adalah penyakit yang menyebar lewat gigitan nyamuk Anopheles betina dan masih menjadi ancaman serius di beberapa wilayah Indonesia.

Peneliti Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Anto Satriyo Nugroho, memaparkan potensi teknologi AI dalam mempercepat dan meningkatkan akurasi diagnosis malaria melalui analisis citra mikroskopis apusan darah.

Selama ini, diagnosis malaria umumnya dilakukan secara manual melalui pemeriksaan mikroskopis. Proses tersebut tidak hanya memakan waktu, tetapi juga sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian tenaga kesehatan. Tantangan seperti kelelahan, keterbatasan jumlah tenaga ahli, serta variasi morfologi parasit dalam berbagai tahap siklus hidupnya, kerap menjadi kendala dalam memastikan diagnosis yang tepat.

Menjawab tantangan tersebut, BRIN mengembangkan sistem diagnosis berbasis AI untuk membantu tenaga kesehatan mengidentifikasi keberadaan parasit malaria. Sistem ini bekerja dengan menganalisis foto mikroskopis apusan darah tipis dan tebal untuk mengenali tanda-tanda infeksi.

“Tujuan utama kami adalah menciptakan sistem Computer Aided Diagnosis yang dapat mengenali status malaria secara otomatis dari citra apusan darah,” jelas Anto dalam Media Lounge Discussion (MELODI) yang digelar di Jakarta pada Rabu (7/5/2025).