ONLINE177 – Pneumonia Bisa Serang Individu Sehat, Jangan Remehkan Gejala Mirip Flu

penyebab pneumonia adalah

Liputan6.com, Jakarta – Meski tak sepopuler COVID-19 atau tuberkulosis, pneumonia tetap menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia merupakan penyebab infeksi tunggal terbesar yang bisa mengakibatkan kematian, dengan jutaan kasus kematian setiap tahunnya di seluruh dunia. Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan tahun 2022 mencatat ada sekitar 310 ribu kasus pneumonia.

“Pneumonia ini sebenarnya infeksi atau inflamasi yang terjadi pada jaringan paru, atau dalam bahasa medis disebut parenkim paru,” jelas dosen dan spesialis paru dari Fakultas Kedokteran IPB University dr. Desdiani dalam podcast di kanal YouTube IPB TV, dikutip Rabu (23/4).

Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, terutama bakteri, virus, dan jamur. Ketiganya merupakan penyebab utama terjadinya pneumonia.

Meski terdengar seperti penyakit umum, pneumonia tidak bisa dianggap remeh. Penting untuk mewaspadai gejala pneumonia.

“Kalau kondisi tubuh tertentu, usia tertentu, dan ada komorbid, itu ternyata bisa berdampak berat, bahkan menyebabkan kematian,” tegasnya.

Mengapa Pneumonia Berbahaya?

Kasus pneumonia meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan mulai menyita perhatian masyarakat, terutama sejak sejumlah tokoh publik meninggal karena penyakit ini.

“Kasusnya makin banyak dan makin banyak juga yang meninggal karenanya. Itu yang bikin orang mulai aware,” ujar dr. Desdiani.

Salah satu hal yang membuat pneumonia berbahaya adalah gejalanya yang seringkali mirip dengan flu biasa. Awalnya, pasien bisa saja hanya mengalami pilek, demam, atau batuk ringan.

Namun jika tidak ditangani, infeksi bisa menjalar ke saluran napas bagian bawah dan memicu peradangan di paru-paru. Inilah yang kemudian berkembang menjadi pneumonia.

“Jadi bisa dimulai dari flu biasa. Tapi kalau tidak diobati, infeksinya bisa turun ke paru-paru,” tambahnya.

 


2 dari 4 halaman

Akut dan Mematikan

 

Pneumonia tergolong penyakit akut, yang artinya bisa berkembang sangat cepat—dalam hitungan hari hingga dua minggu. Hal ini juga yang menyebabkan banyak kasus kematian mendadak, terutama pada orang yang sebelumnya terlihat sehat.

“Pneumonia ini sebenarnya lebih bersifat akut. Jadi kalau akut itu memang cepat ya, di bawah satu atau dua minggu,” jelas dr. Desdiani.

Siapa yang Paling Rentan?

Menurut dr. Desdiani, kelompok yang paling rentan terkena pneumonia adalah:

  • Balita, terutama anak-anak di bawah dua tahun
  • Lansia
  • Penderita penyakit kronik seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan autoimun
  • Orang dengan imunitas tubuh rendah

“Kalau pasien punya komorbid seperti diabetes atau hipertensi, begitu kena virus atau bakteri penyebab pneumonia, itu akan lebih cepat muncul gejalanya dan lebih berat dampaknya,” jelasnya.

 

3 dari 4 halaman

Gejala dan Tanda-Tanda Pneumonia

Gejala pneumonia bisa berbeda-beda tergantung penyebab dan kondisi pasien, namun umumnya meliputi:

  • Demam
  • Batuk berdahak atau kering
  • Sesak napas
  • Nyeri dada saat bernapas
  • Lemas dan tidak nafsu makan

Namun tidak semua orang akan mengalami semua gejala tersebut. Menurut dr. Desdiani, hal ini sangat tergantung pada kondisi daya tahan tubuh pasien.

“Setiap orang tidak semuanya akan kelihatan gejalanya. Tergantung dari imunitasnya, usia, dan kondisi tubuhnya,” terangnya.

 

4 dari 4 halaman

Pencegahan Pneumonia

Untungnya, pneumonia bisa dicegah. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan antara lain:

  • Vaksinasi: Vaksin pneumonia, influenza, dan COVID-19 bisa membantu mencegah infeksi pernapasan serius.
  • Menjaga kebersihan tangan dan lingkungan
  • Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit
  • Menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat, tidur cukup, dan olahraga
  • Segera berobat saat mengalami gejala flu yang tidak membaik dalam beberapa hari

Kapan Harus ke Dokter?

Jangan anggap enteng flu yang tak kunjung sembuh, apalagi jika disertai demam tinggi, batuk parah, dan sesak napas.

“Kalau ada gejala flu tapi tidak sembuh-sembuh, apalagi makin berat, segera periksa ke fasilitas kesehatan. Jangan menunggu sampai sesak berat atau pingsan,” tegas dr. Desdiani.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *