ONLINE177 – Cegah Cacingan pada Hewan Peliharaan, Tak Cukup Hanya dengan Obat

ilustrasi kucing

Liputan6.com, Jakarta – Keberadaan hewan peliharaan seperti kucing dan anjing memang membawa banyak manfaat emosional bagi pemiliknya. Namun, di balik kebersamaan yang menghangatkan hati itu, tersembunyi ancaman yang tak bisa diabaikan: infeksi cacing parasit yang dapat menular ke manusia atau dikenal sebagai zoonosis.

Guru Besar Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University Prof. Yusuf Ridwan mengingatkan bahwa infeksi cacing parasit seperti Toxocara spp. dan Ancylostoma spp. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di wilayah dengan interaksi tinggi antara manusia dan hewan peliharaan.

“Keberadaan hewan kesayangan membawa manfaat emosional, namun juga risiko kesehatan, terutama terkait penularan penyakit zoonotik seperti infeksi cacing parasit,” ujar Prof. Yusuf dalam Konferensi Pers Pra-Orasi Ilmiah Guru Besar (22/5), dikutip laman ipb.ac.id.

Cacingan Tak Hanya Urusan Hewan

Menurut Prof. Yusuf, anjing dan kucing dapat menjadi host bagi cacing parasit zoonotik yang telurnya keluar melalui feses. Telur ini bisa mencemari lingkungan, kemudian tanpa disadari menginfeksi manusia dan hewan lain. Tak jarang, infeksi ini menimbulkan gejala serius pada manusia, mulai dari gangguan pencernaan hingga komplikasi organ.

Selama ini, strategi pengendalian cacingan masih bergantung pada pemberian obat cacing atau anthelmintik secara rutin. Sayangnya, pendekatan ini belum cukup untuk menghentikan siklus infeksi yang melibatkan lingkungan sebagai faktor utama.

“Pengendalian infeksi saat ini masih mengandalkan pemberian anthelmintik rutin. Namun, ini terbatas dalam mencegah reinfeksi tanpa intervensi lingkungan dan perubahan perilaku pemilik hewan,” jelas Prof. Yusuf.

 


2 dari 3 halaman

One Health: Menyelesaikan Masalah dari Hulu ke Hilir

Untuk itu, ia menawarkan pendekatan One Health, yaitu strategi terpadu yang menyatukan aspek kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

“One Health merupakan pendekatan terpadu yang mengakui bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling berhubungan erat,” paparnya.

Ada tiga pilar utama dalam pendekatan ini:

  • Edukasi dan pemberdayaan masyarakat
  • Kesadaran pemilik hewan peliharaan perlu ditingkatkan, baik soal risiko infeksi, pentingnya menjaga kebersihan, hingga
  • Cara memelihara hewan secara bertanggung jawab.

“Masyarakat didorong untuk menerapkan praktik pengendalian sinergis melalui penggunaan anthelmintik yang tepat, manajemen pemeliharaan hewan, pengelolaan lingkungan, dan pengendalian populasi hewan liar,” ungkap Prof. Yusuf.

 

3 dari 3 halaman

3 Pilar One Health

Surveilans terpadu

Pemantauan secara berkala terhadap parasit di tubuh hewan dan manusia sangat penting, termasuk memantau resistansi cacing terhadap obat. Data dari sektor kesehatan hewan dan manusia perlu diintegrasikan agar respons bisa lebih cepat dan efektif.

Dukungan riset dan inovasi

Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi ujung tombak. Pengembangan metode diagnostik, identifikasi molekuler, hingga pengobatan alternatif akan mendukung keberhasilan pengendalian cacing parasit di masa mendatang.

Kolaborasi Menjadi Kunci

Lebih jauh, Prof. Yusuf menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Pengendalian cacingan bukan hanya tugas dokter hewan atau pemilik hewan saja. Pemerintah, institusi pendidikan, sektor kesehatan, hingga komunitas masyarakat harus bahu-membahu menerapkan pendekatan One Health.

“Penerapan one health secara sistematis diharapkan dapat memperkuat upaya pencegahan zoonosis dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan hewan secara berkelanjutan,” pungkasnya.

 

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *